REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG — Petani masih mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi dari pemerintah pusat. Pupuk bersubsidi mulai langka sejak bulan lalu karena adanya pengurangan kuota dari Kementerian Pertanian.
Petani di Karawang pun masih merasa kesal karena kelangkaan pupuk subsidi ini. Padahal saat musim tanam saat ini keberadaan pupuk sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas tanaman padi. Hal ini disampaikan Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Karawang Ijam Sudjana.
“Masih belum dapat pupuk subsidinya. Nanya ke kios juga masih belum lancar (penyaluran),” kata Ijam kepada Republika, Kamis (24/9).
Ijam mengaku heran dengan kebijakan pemerintah hingga pupuk bersubsidi ini langka di pasaran. Padahal para petani di daerah sangat membutuhkan terutama di musim tanam. Pupuk menjadi komponen penting yang mempengaruhi produksi beras nantinya.
Menurutnya, kebijakan pemgurangan pupuk bersubsidi merugikan petani. Ini tidak sejalan dengan misi pemerintah menaikkan produksi pangan salah satunya dari beras.
“Karena nanam padi disawah menggunakan pupuk kimia sudah setengah abad maka terjadi ketergantungan dengan pupuk kimia. Kalau tidak dinaikan dosis dari 400 kilogram ke 600 kilogram pupuknya tidak naik produksinya,” tuturnya.
Ia mengatakan petani kesulitan meningkatkan hasil produksi tanpa bantuan pupuk. Justru dikhawatirkan ini akan berpengaruh pada kekurangan pasokan beras sebagai sumber pangan utama masyarakat di Indonesia.
“Pemerintah milih mana tambah subsidi pupuk atau subsidi beras impor. Jadi bila pupuk susah, produksi juga susah naik. Instruksi pemerintah naikkan produksi pangan tapi omong kosong kebijakan tidak sesuai dengan omongan, mimpi di siang hari mau naikan produksi,” katanya.
Ia pun mendesak pupuk subsidi segera disalurkan. Mereka khawatir apabila terlambat pertumbuhan tanaman terganggu atau sudah masuk masa panen dan membuat produksi tidak mencapai target yang seharusnya.
Sementara itu, dihubungi terpisah Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang Hanafi M. Chaniago mengatakan sudah mengajukan penambahan kembali pupuk bersubsidi kepada Kementerian Pertanian. Saat ini sedang menunggu penyaluran dari pemerintah pusat.
“Info dari Dirjen Tanaman Pangan Senin kemarin bahwa kuota tambahan pupuk subsidi baru turun dari Menteri Keuangan, sekarang lagi disiapkan tambahan kuota masing-masing provinsi oleh Kementerian Pertanian,” kata Hanafi.
Ia pun berharap penyaluran bisa segera dilakukan. Mengingat kebutuhan mendesak yang disampaikan para petani. “Insya Allah minggu ini sudah turun SK Menteri Tapi saya sudah memohon agar dibantu salurkan dulu pupuknya,” ujarnya.