REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Lima hunian sementara (huntara) di Kampung Cipandawa, Desa Cileuksi, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor hancur pasca diterjang angin kencang pada Rabu (23/9) petang. Kepala Desa Cileuksa, Ujang Ruhyadi mengatakan saat kejadian hujan memang tidak terlalu deras, namun disertai angin yang kencang.
"Kalau hujan tidak seberapa, tapi anginnya yang kencang," kata Ujang melalui telepon selulernya, Rabu (23/9) malam.
Diketahui, huntara tersebut adalah tempat relokasi warga Kampung Rancanangka, yang menjadi korban banjir bandang dan tanah longsor awal 2020 lalu. Ujang menjelaskan, huntara tersebut dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Bogor sebanyak 169 unit, dan selesai dibangun sekitar dua bulan lalu.
Struktur utama bangunan terdiri atas baja ringan dan beratap asbes. Sementara dinding terbuat dari papan GRC.
Ujang menuturkan, untuk sementara diketahui ada lima rumah yang ambruk. Kelima rumah yang ambruk tersebut memiliki posisi berderet.
“Info awal ada lima ambruk, hancur. Ini saya masih dalam perjalanan ke lokasi. Rumah itu berupa rumah deret. Nanti diinfokan lagi supaya lebih akurat," ujarnya.
Untuk sementara, warga yang rumahnya terdampak angin kencang diungsikan ke huntara lain milik saudaranya masing-masing. Sejauh ini, Ujang mengatakan belum diketahui apakah ada korban atau tidak dari kejadian ini.