Kamis 24 Sep 2020 00:07 WIB

REI: Hotel Pilihan Tepat untuk Isolasi OTG

Selama Covid-19, hotel sudah melakukan protokol kesehatan ketat bagi tamu.

Petugas menyemprotkan disinfektan di kamar hotel yang akan dijadikan tempat isolasi pasien COVID-19 di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/9/2020). Pemerintah Kota Bekasi mengantisipasi lonjakan pasien COVID-19 dengan menyiapkan 90 kamar di salah satu hotel untuk ruang isolasi mandiri.
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Petugas menyemprotkan disinfektan di kamar hotel yang akan dijadikan tempat isolasi pasien COVID-19 di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/9/2020). Pemerintah Kota Bekasi mengantisipasi lonjakan pasien COVID-19 dengan menyiapkan 90 kamar di salah satu hotel untuk ruang isolasi mandiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pengurus Pusat Realestat Indonesia (REI) mendukung langkah pemerintah memanfaatkan hotel sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG). "Beberapa anggota kami sudah ada yang menjalankan layanan bagi masyarakat yang butuh isolasi mandiri. Salah satunya grup perusahaan properti terbesar di Tanah Air," kata Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) REI Totok Lusida saat dihubungi, Rabu (23/9).

Menurut Totok, hotel dan kondotel merupakan salah satu subsektor properti yang paling terdampak akibat wabah Covid-19. Tingkat huniannya bahkan turun drastis sampai 90 persen.

Baca Juga

Totok menyatakan sebagai tempat isolasi mandiri, hotel merupakan pilihan yang tepat mengingat selama wabah Covid-19 mereka memiliki SOP yang ketat terhadap tamu-tamunya. "Kalau soal protokol kesehatan, hotel memiliki standar kesehatan yang paling ketat, tidak kalah dengan rumah sakit," ujar Totok.

Seperti SOP di salah satu hotel. Setiap tamu yang akan menginap harus mengisi formulir yang isinya tentang asal daerah berikut nomor kontak, sampai transportasi yang digunakan.

Tidak hanya itu, setiap kamar yang sudah dibersihkan, di setiap pintunya tertulis steril. Yang berarti manajemen telah menjamin tamu yang menginap akan aman menggunakan kamar tersebut.

Totok mengatakan anggotanya sudah ada yang ditawari oleh pemerintah baik sebagai tempat isolasi maupun tempat menginap dokter atau tenaga medis. Mayoritas merasa antusias.

Di DKI Jakarta sudah ada 30 hotel yang diajak untuk bekerjasama baik sebagai tempat isolasi bagi pasien tanpa gejala atau tempat menginap bagi tenaga medis/dokter. Mengenai besaran biaya, Totok mengatakan tidak ada patokan. Semua diserahkan kepada kesanggupan masing-masing anggota.

Mengingat sebagai tempat isolasi berarti tamu akan mendapatkan makanan dan minuman yang cukup, minimal selama satu minggu di kamarnya. Bahkan sudah ada salah satu hotel yang menawarkan paket Rp 7 juta selama satu minggu bagi pasien yang akan menjalani isolasi.

Sejumlah perusahaan di Jakarta sudah ada yang menjalin kerja sama dengan sejumlah hotel untuk kebutuhan isolasi karyawannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement