REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Kota Bekasi mencapai 2.815 pada Ahad (20/9). Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati, menyebut saat ini jumlah pasien yang aktif angkanya mencapai 331 kasus. Dia mengatakan, peningkatan kasus paling tinggi terjadi pada April dan Agustus 2020.
“Per 20 September kasus kumulatif 2.815 dari Maret, peningkatan tertinggi saat bulan April kemudian mulai Agustus ada juga peningkatan,” ujar Tanti, kepada wartawan, Selasa (22/9).
Dia menerangkan, dari 2.815 kasus, sebanyak 746 kasus merupakan klaster keluarga. Saat ini, jumlah klaster keluarga yang masih aktif hingga Ahad (20/9) ada 64 KK.
“Untuk yang saat ini sedang pemantauan atau aktif ada 64 KK yang sedang isolasi mandiri dan dipantau puskesmas,” tutur dia.
Adapun, Republika mencatat, pada Ahad (13/9), jumlah kasus Covid-19 di Kota Bekasi sebanyak 2.410 kasus. Sehingga, kasus yang bertambah secara kumulatif adalah sebesar 405 kasus dalam satu pekan.
Kendati begitu, angka kesembuhan sejak Maret jumlahnya mencapai 2.388 kasus. Tanti juga mengklaim saat ini angka reproduksi virus corona di Bekasi sudah turun dari yang tadinya 0,97 pada 6 September 2020 menjadi 0,88 pada 16 September 2020.
"Dari yang tadinya 0,97 ada penurunan 0,1, itu pada 6 September. Sekarang tetap ada peningkatan (kasus Covid-19), jadi kita belum bisa menentukan mana yang tertinggi karena masih terus berjalan. Kami bergerak sejak dari Agustus ada peningkatan terus,” kata dia.
Adapun, sebelumnya angka reproduksi Covid-19 di Kota Bekasi pada 2 September 2020 lalu, berada di angka 1,55. Padahal Juni lalu, Rt di Bekasi masih di bawah angka 1 yakni 0,91.
Per 31 Agustus 2020, angka reproduksi virus corona di Kota Bekasi naik menjadi 1,52. Kemudian, pada 2 September naik lagi menjadi 1,55. Artinya, dari satu pasien positif Covid-19, kemungkinan penyebarannya ke satu hingga dua orang.