REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah dan berbagai pihak terkait berkomitmen kuat menjadikan transportasi massal berbasis rel sebagai primadona infrastruktur pengangkutan penumpang, kargo, dan barang. Komitmen ini mendesak diimplementasikan di tengah tuntutan penyediaan transportasi pengangkutan penumpang yang cepat dan tinggi, efisiensi, dan penghematan anggaran untuk biaya pemeliharaan maupun perawatan infrastruktur.
“Sebagai lembaga kontrol, saya melihat hal ini mendesak. Kita ingin efisien dan kompetitif dalam pertarungan ekonomi global dan pertumbuhan ekonomi, namun kita membiarkan PT KAI (Kereta Api Indonesia) berjibaku sendiri,” kata Wakil Ketua DPR Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan Rachmat Gobel, di atas KA Parahyangan Jakarta-Bandung, dalam rangka kunjungan kerja ke Kantor Pusat KAI, di Bandung, Jawa Barat.
Menurut dia, KAI tidak bisa dibiarkan perpikir sendiri melakukan pemeliharaan infrastruktur yang relatif tua, restorasi stasiun, serta mengadakan investasi baru untuk angkutan massal berbasis rel yang modern. “Pemerintah harus mengambil momentum di era pandemi saat ini perbaikan menyeluruh KAI,” ujarnya lagi.
Kunjungan kerja ke PT KAI dengan menggunakan transportasi kereta, kata Rachmat, untuk merasakan dan mendengarkan secara langsung keunggulan dan permasalahan transportasi berbasis rel. Perjalanan ini, selain mengetahui fakta secara langsung, sekaligus sebagai mekanisme kontrol DPR.
Pihaknya, kata dia, ingin mengetahui efektivitas rencana pemerintah untuk memberikan tambahan penanaman modal negara (PMN) sebesar Rp 3,6 triliun membantu KIA menghadapi beban krisis ekonomi akibat dihantam Covid-19. Sebelumnya pada tahun 2015, BUMN strategis ini mendapat PMN sebesar Rp 2 triliun dan tahun 2017 mendapat tambahan PNM Rp 2 triliun, sehingga totalnya akan menjadi Rp 7,6 triliun.
Manfaat strategis dari angkutan berbasis rel, menurut legislator Partai Nasdem ini banyak sekali, di antaranya daya tariknya yang luar biasa besar dan ekonomis dibandingkan moda angkutan lain. Pada sisi daya angkut, angkutan kereta penumpang setara dengan 300 truk dengan beban 10 ton. Pembiayaan perawatan murah dan lebih panjang, sehingga lebih efisien dan hemat biaya negara.
Agenda prioritas
Melihat signifikasi vital dan strategis tersebut, maka jasa transportasi berbasis rel, menurut dia, harus menjadi agenda prioritas Presiden Jokowi dalam lima tahun ke depan. Di sisi lain, PT KAI juga harus bisa menjalankan bisnis dengan konsep menunjang efisiensi dan peningkatan ekonomi, serta pembangunan negara maupun pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo dalam pertemuan itu merespons positif, sekaligus mengapresiasi DPR mendukung pencairan dana PNM serta menjadikan transportasi berbasis rel sebagai prioritas. Apalagi, kata dia, wakil ketua DPR Rachmat Gobel bisa merasakan langsung transportasi tersebut untuk melihat kelebihan dan kekurangannya.
Sumber:khoirul azwar