REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Pemerintah Kabupaten Karawang sukses menurunkan jumlah angka penderita stunting pada tahun ini. Berdasarkan data yang diperoleh dari Satgas Stunting Karawang, jumlah desa dan kecamatan menurun dibandingkan di tahun 2019 lalu.
Ketua Satgas Stunting Karawang Dedi Nuryadi mengatakan para tahun 2019 Karawang tercatat mempunyai 19 kecamatan dengan 54 desa terdapat penderita stunting. Angka ini pun berhasil ditutunkan pada 2020 ini.
“Angka tersebut mampu ditekan hingga tersisa 14 kecamatan dengan 36 desa di tahun 2020. Bahkan di Kecamatan Batujaya menjadi kecamatan berstatus zero stunting,” kata Dedi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (19/9).
Dedi menjelaskan, angka stunting berhasil ditekan berkat program yang selama 2019 telah dilaksanakan secara serius dan berkelanjutan. Pihaknya mengaku telah melakukan sinkronisasi program kegiatan dengan melakukan intervensi pada daerah yang terdata stunting.
"Kami rutin mengadakan rembug stunting ke tingkat kecamatan untuk mempertegas kembali bagaimana komitmen camat dan kepala desa dalam keseriusanya menekan angka stunting di daerahnya," tuturnya.
Selanjutnya, kata dia, dibentuklah Satgas Stunting pada tingkat kecamatan untuk mematangkan rencana tindak lanjut di tahun berikutnya. Kepala desa membuat surat keputusan tentang penurunan dan pencegahan stunting di desa masing-masing. Untuk melakukan Iangkah terpadu, pihaknya melakukan rencana aksi daerah penurunan dan pencegahan stunting sampai 2023. “Targetnya 2023 Karawang zero stunting," ujarnya.
Dedi menambahkan setiap akhir tahun Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Dirjen Pembangunan Daerah melakukan penilaian kinerja. Di akhir tahun 2019, Karawang mendapatkan pujian karena memiliki inovasi pencegahan stanting salah satunya garobak sawarga (apIikasi yang disusun oleh dinkes), Karawang Motekar (perencanaan yang berpihak pada perempuan, anak dan disabilitas oleh Bappeda), program pemberian handphone kepada forum RW se kabupaten melalui ap|ikasi oleh DPMD.