Jumat 18 Sep 2020 23:09 WIB

Doni: Masih Ada Masyarakat yang Yakin tidak akan Kena Covid

Menurut Doni harus ada perubahan perilaku masyarakat untuk menekan penularan Covid.

Rep: Ronggo Astungkoro, Intan Pratiwi/ Red: Andri Saubani
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, menyatakan, upaya sosialisasi tentang perubahan perilaku terus dilakukan. Menurutnya, masih ada masyarakat di daerah yang mengalami lonjakan jumlah kasus positif merasa yakin tidak akan kena Covid-19.

"Upaya kita bersama untuk melakukan sosialisasi tentang perubahan perilaku. Karena ada lima provinsi yang sekarang kasusnya mengalami peningkatan," ujar Doni saat rapat virtual bersama Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Jumat (18/9).

Baca Juga

Doni menjelaskan kelima provinsi itu, yakni DKI Jakarta yang meningkat 30 persen, Jawa Timur naik 29 persen, Jawa Tengah naik 18 persen, Jawa Barat 18 persen, dan Kalimantan Selatan naik 14 persen. Menurut dia, masyarakat di lima provinsi itu merasa yakin tidak akan terkena Covid-19.

"Itu masyarakatnya masih merasa yakin tidak kena Covid-19. Ini program kita bersama untuk mengajak masyarakat bisa memahami bahwa Covid ini adalah nyata, bukan rekayasa, bukan konspirasi, dan Covid ibarat malaikat pencabut nyawa bagi kelompok rentan," jelas dia.

Dia juga mengatakan, seluruh pimpinan di tingkat pusat hingga daerah untuk memerintahkan staf-staf yang memiliki komorbid untuk tidak bekerja di kantor. Mereka yang masuk kelompok rentan diperintahkan untuk bekerja dari rumah.

"Dengan demikian kita mampu menyelamatkan 85 persen warga negara kita yang sekarang ini menjadi korban terbanyak. Terutama hipertensi dan diabetes," kata dia.

Berbicara terpusah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan membantah apabila disebut peningkatan jumlah kasus penularan Covid-19 karena pemerintah kembali membuka perekonomian. Ia mengatakan peningkatan kasus penularan karena masyarakat mulai abai dan tak lagi displin.

"Memang ada tren kenaikan angka penularan di September ini. Tapi ini bukan karena pemerintah kembali membuka ekonomi. Ini karena masyarakat tidak disiplin," ujar Luhut dalam konferensi pers vitual, Jumat (18/9).

Menurut Luhut, pemerintah akan memperketat kedisplinan masyarakat. Tindakan tegas atas kedispilinan protokol kesehatan akan lebih ditingkatkan. Secara paralel, pemerintah juga akan memperbaiki kualitas rumah sakit, peningkatan SDM rumah sakit dan juga memperbanyak jumlah ICU.

"Lalu kami menemukan manajemen rumah sakit. Manajemen ICU, SDM, obat dan peralatan. Senin akan brief rumah sakit di 8 provinisi untuk siapkan itu," ujar Luhut.

photo
Jokowi Perintahkan Luhut Tangani Covid-19 di 9 Provinsi - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement