Jumat 18 Sep 2020 08:11 WIB

Selamat Jalan, Ya Habibana, Selamat Jalan Abah Alwi

Sepanjang hidupnya, Abah Alwi nyaris tak pernah berhenti bertutur.

Wartawan senior Republika, Alwi Shahab
Foto:

Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi merasakan juga kehilangan sosok Abah Alwi. "Kita terus terang kehilangan yang luar biasa atas sosok jurnalis yang teladan. Karena apa? Sampai usia yang sudah menua saja, Abah tetap semangat untuk reportase. Itu jauh melampaui junior-juniornya untuk semangat mencintai profesinya ini," kata Irfan.

"Saking cintanya terhadap Republika, sambung Irfan, "Abah sering menyempatkan diri datang ke kantor. Walaupun hanya di depan kantor, melihat gedungnya saja."

Ia mengenang, tulisan Abah Alwi sangat mendetail, digambarkan dengan terperinci dan mengambil banyak perspektif. "Sehingga pembaca bisa melihat sendiri secara lebih utuh dan komperhensif. Kemudian Abah ini hafal tanggal tahun peristiwa-peristiwa penting pada saat menuliskan dicantumkan, sehingga datanya pun menjadi absah dan terverifikasi. Kita bisa belajar dari situ," kata dia.

photo
Wartawan senior Republika Alwi Shahab (kanan) bersama istri menghadiri Syukuran 50 Tahun Karya Emas Abah Alwi di Kantor Republika, Jakarta, Rabu (31/8). (Republika/ Wihdan) - (Republika/ Wihdan)

Tulisan terakhir yang Abah Alwi sumbangkan, kata Irfan, tentang sejarah Gedung Bappenas di Menteng, Jakarta Pusat. Irfan menjelaskan sekitar 1,5 tahun terakhir, karena kondisinya yang sudah tidak cukup kuat, Abah Alwi menyumbangkan tulisan dengan mendiktekan pada orang lain.

Irfan juga mengenang kecintaan Abah Alwi terhadap Republika. “Saking cintanya terhadap Republika, Abah sering menyempatkan diri datang ke kantor. Walaupun hanya di depan kantor, melihat gedungnya saja,” tutur Irfan.

Abah Alwi pun punya banyak peran. Menurut atasannya terdahulu, Erick Thohir yang saat ini menjabat sebagai Menteri BUMN, Abah Alwi adalah contoh sosok yang berdedikasi tinggi, kepribadian yang baik, dan penuh loyalitas.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, juga mengenangnya sebagai jurnalis yang konsisten. Abah Alwi juga telah mengalami pergantian tujuh presiden RI.

Mantan wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meyebutnya sebagai sosok yang penuh inspirasi. Adapun Ketua Pusat Dokumentasi dan Kajian Al-Irsyad Abdullah Abubakar Batarfie mengenang jasa Abah Alwi mencatat rekam sejarah soal peran besar komunitas Arab di Indonesia.

Bagi rekan-rekannya di Republika, Abah Alwi bukan sekadar “rekan seprofesi”. Jika tulisan-tulisannya membuat ia dihormati adalah kepribadiannya yang membuat orang jatuh sayang.

Salah satu kegemarannya adalah mentraktir rekan sekantor. Ia kerap membawa buah tangan dari rumah. Caranya bercerita hangat dan penuh canda. Hampir tak pernah orang melihatnya marah.

photo
Syukuran Kiprah Abah Alwi. Wartawan senior Republika Alwi Shahab berfoto bersama wartawan Republika saat Syukuran 50 Tahun Karya Emas Abah Alwi di Kantor Republika, Jakarta, Rabu (31/8). - (Republika/ Wihdan)

Abah Alwi, utamanya, adalah sosok teman, ayah, kakek. Ia tak pernah suka dipanggil “habib” merujuk garis keturunannya. Apa mau dikata, kata Arab yang arti harfiahnya “yang dicintai” itu adalah yang paling dekat menggambarkan posisinya di hati keluarganya di Republika. Selamat jalan, ya Habibana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement