REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan alasan mengajak operator penerbangan untuk melibatkan Youtuber atau selebgram dalam mempromosikan penerbangan. Pelibatan itu bertujuan guna menghindari pemberitaan yang dinilai cenderung negatif selama pandemi.
“Saya sudah menghubungi dua Youtuber, mengajak Atta Halilintar dan Deddy (Corbuzier), saya jelaskan tentang HEPA ke kedua orang ini. Insyaallah memberikan satu cara lain karena dengan cara-cara yang biasa, berita ini sedemikian ‘heavy’ (berat). Berita negatif tentang Covid akan diumpakan ketidakberdayaan dan ketidakpedulian pemerintah, itu kita dianggap proekonomi saja,” kata dia saat memberikan sambutan pada diskusi virtual yang bertajuk “Intip Jurus Jitu Bandara Atasi Penyebaran Covid-19” di Jakarta, Kamis malam.
Menurut dia, melibatkan Youtuber memberikan dampak yang signifikan dalam mengampanyekan transportasi yang aman, nyaman, sehat dan selamat kepada masyarakat. “Saya pikir lumayan itu ada lebih dari 270 ribu yang hit. Deddy tadi baru dua hingga tiga jam sudah 60 ribu (penonton),” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengajak para operator penerbangan untuk menggunakan cara-cara baru dalam mempromosikan dan meninggalkan cara-cara lama. “Kita butuh ‘endorser’, apa yang dilakukan bandara ketat banget. Orang menganggap kita abai. HEPA kita sampaikan. Saya pikir apa yang bapak lakukan sudah luar biasa tinggal bagaimana meng-annoucne (mengumumkan) secar cerdas, masuk kepada ‘endorser’, kantong-kantong, tertentu tidak bisa dengan cara-cara lama lagi,” katanya.
HEPA merupakan teknologi penyaringan udara dengan filter tertentu yang bisa membunuh 99,99 persen kuman dan virus yang dipasang di kabin pesawat dengan sirkulasi vertikal setiap dua hingga tiga menit. Dengan begitu dapat meminimalisasi penularan.
Menhub mengakui sebelum pandemi rutin membaca surat kabar tiap pagi, namun setelah pandemi ia lebih memilih untuk mendapatkan informasi lewat gawai.
Ia menganggap yang tersebar di pemberitaan dengan kenyataan yang terjadi begitu berbeda. Dalam implementasi protokol kesehatan sudah ketat.