Jumat 18 Sep 2020 03:30 WIB

Uni Eropa Bantu Indonesia Rp3,4 Triliun Tangani Covid-19

Uni Eropa memberikan bantuan senilai total 200 juta euro

Suasana pemakaman TPU Pondok Ranggon,  di Jakarta, Selasa (8/9/2020). Petugas administrasi TPU Pondok Ranggon mengatakan saat ini jumlah makam yang tersedia untuk jenazah dengan protokol COVID-19 tersisa 1.069 lubang makam, dan diperkirakan akan habis pada bulan Oktober apabila kasus kematian akibat COVID-19 terus meningkat.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Suasana pemakaman TPU Pondok Ranggon, di Jakarta, Selasa (8/9/2020). Petugas administrasi TPU Pondok Ranggon mengatakan saat ini jumlah makam yang tersedia untuk jenazah dengan protokol COVID-19 tersisa 1.069 lubang makam, dan diperkirakan akan habis pada bulan Oktober apabila kasus kematian akibat COVID-19 terus meningkat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Uni Eropa dan negara anggota meluncurkan paket "Tim Eropa", yang memberikan bantuan senilai total 200 juta euro (setara Rp3,4 triliun) untuk Indonesia menangani pandemi Covid-19.

"Kami memobilisasi kerja sama pendanaan hingga 200 juta euro yang berasal dari anggaran Uni Eropa dan kontribusi negara-negara anggota Uni Eropa," kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket dalam peluncuran EU-Indonesia Cooperation Publication 2020 yang dilakukan secara daring, Kamis (17/9)

Menurut Vincent, 20 juta euro di antaranya merupakan hibah dari EU dan sekitar 180 juta euro merupakan pinjaman dari Bank Pembangunan Prancis dan Jerman yang digunakan untuk proyek penting termasuk penguatan layanan kesehatan.

Pendanaan itu juga secara rinci dialokasikan untuk memasok alat pelindung, bekerja dengan masyarakat sipil dan kelompok rentan, dan investasi untuk memperkuat sektor kesehatan.

Ke depan, kerja sama dengan Indonesia akan mencakup metode inovatif untuk mendanai transisi hijau, pembangunan perkotaan, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Vincent mengatakan Uni Eropa juga begitu peduli dengan cara Indonesia merespons Covid-19 dan upaya pemulihan ekonomi dan sosial yang dilakukan.

Namun, ia mengingatkan pentingnya tujuan pembangunan yang ramah lingkungan karena meski di satu sisi harus ada upaya menanggulangi pandemi, krisis iklim semakin nyata terjadi.

"Maka kami mendorong pemulihan yang hijau," katanya.

Kemitraan Uni Eropa dan Indonesia yang berlangsung selama lebih dari 40 tahun telah membuat kemajuan besar dalam menangani prioritas bersama dan tantangan global, termasuk mengatasi krisis kesehatan saat ini dan mengatasi perubahan iklim.

Kerja sama Uni Eropa dan Indonesia mendukung pertumbuhan ekonomi, sistem kesehatan, pendidikan, inklusi sosial, dan perlindungan lingkungan.

Di semua bidang ini, proyek kerja sama bertujuan untuk bertukar pengetahuan, mengembangkan keterampilan, dan membangun kapasitas, yang tercermin dalam tema publikasi tahun ini "Membangun Kapasitas untuk Pertumbuhan Ekonomi Hijau".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement