REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bakal Calon Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul tak memasang target perolehan suara pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) setempat 2020. "Kalau target khusus berapa suara itu tidak ada, tapi yang penting kerja keras dan ikhtiar untuk bisa memperoleh mandat dari rakyat," ujarnya ditemui di Surabaya, Selasa (15/9).
Pada Pilkada 9 Desember 2020, Gus Ipul berpasangan dengan Adi Wibowo yang diusung partai politik koalisi, yakni PKB (8 kursi), Golkar (7 kursi), PKS (3 kursi), PAN (2 kursi), PPP (1 kursi) serta Partai Gelora (partai baru). Setelah mendaftar pada 6 September lalu, mantan wagub Jatim dua periode tersebut mengaku telah meminta restu dan sowan kepada sejumlah tokoh maupun ulama Kota Pasuruan.
"Saya juga sudah sowan ke Ketua Muslimat NU Kota Pasuruan untuk meminta masukan, nasihat dan saran dari beliau," ucap suami Fatma Saifullah Yusuf tersebut.
Ia menegaskan saat ini sedang mengikuti proses sesuai tahapan yang diatur pada regulasi dan peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pasuruan. Pada kesempatan sama, Gus Ipul juga mengaku ketika memutuskan maju sudah melalui proses panjang, bahkan meminta masukan dari berbagai pihak, seperti ulama, habaib, pelaku UMKM, PKL, pelaku industri kecil, tukang parkir, hingga tukang becak di Kota Pasuruan.
"Semuanya saya mintai saran dan masukan. Itu yang kemudian membuat saya punya kekuatan ikut pilkada di sana," katanya.
Ke depan, ia komitmen ingin mewujudkan kemajuan Kota Pasuruan seperti yang diterjemahkan dalam tagline Pasuruan "Kota Madinah", yaitu Aman Indah dan Harmoni atau 'Madinah van Java'. Pada Pilkada Kota Pasuruan, terdapat dua bakal pasangan calon yang mendaftar, yakni Gus Ipul-Adi Wibowo dan Teno-Hasjim.
Pasangan Raharto Teno Prasetyo dan M Hasyim Asyari (TEGAS) diusung partai politik koalisi, yaitu Partai Hanura (3 kursi), PDI Perjuangan (2 kursi), Partai NasDem (1 kursi) dan Partai Gerindra (3 kursi).