Selasa 15 Sep 2020 19:15 WIB

Penusukan Ulama, Pengamat: Polisi Perlu Langkah Nyata

Penting bagi Polri untuk mendesain pendekatan yang lebih dialogis, lentur, dan humani

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Agus Yulianto
Syaikh Ali Jaber ditusuk orang tak dikenal saat mengisi kajian di Masjid Falahuddin, Tanjungkarang, Bandar Lampung, Ahad (13/9).
Foto: istimewa
Syaikh Ali Jaber ditusuk orang tak dikenal saat mengisi kajian di Masjid Falahuddin, Tanjungkarang, Bandar Lampung, Ahad (13/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi meminta, kepolisian untuk hati-hati mengambil langkah dalam menangani kasus penusukan pemuka agama. Menurutnya, masalah hukum dan keamanan berkelindan dengan masalah sosial ekonomi.

"Penting bagi Polri untuk mendesain pendekatan yang lebih dialogis, lentur, dan humanis agar tidak kontra produktif bagi upaya penegakan hukum dan keamanan yang harus mereka lakukan dalam kondisi apapun," kata Khairul Fahmi di Jakarta, Selasa (15/9).

Dia mengatakan, pendekatan melalui tokoh agama merupakan perkara penting. Namun, sambung dia, tidak cukup sampai di situ saja karena perlu pelibatan yang lebih luas, berwarna, dan berkualitas.

Dia berpendapat, polri juga wajib menunjukkan aksi konkrit dengan meningkatkan security awareness publik. Begitu juga dengan peningkatan sense of hazard pada setiap personil mereka di lapangan.

"Juga berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan lainnya untuk pengembangan dialog dan pengelolaan problem sosial ekonomi," katanya.

Dia menilai, serangan yang terus berulang terhadap tokoh agama dilakukan bisa jadi merupakan sebuah desain. Dia menjelaskan, pengaturan serangan tersebut mungkin dilakukan oleh jaringan fasis yang bisa jadi juga telah menyebar di kelompok-kelompok politik yang selama ini berhadap-hadapan.

Menurutnya, serangan-serangan ini tidak dilakukan untuk mencapai target jangka pendek. Melainkan jangka panjang yang infrastrukturnya sudah disiapkan sejak lama yang bertujuan untuk menciptakan instabilitas politik dan keamanan.

Seperti diketahui, Syekh Ali Jaber menjadi korban penusukan oleh pelaku Alfin Adrian (24 tahun) pada Ahad (13/9) lalu. Alfin disebut-sebut pernah menderita penyakit kejiwaan meskipun otoritas kesehatan setempat menegaskan bahwa tidak ada rekam jejak pelaku di Rumah Sakit Jiwa (RSJ).

Sehari sebelumnya, seorang imam di sebuah masjid di Kayuagung, Sumatera Selatan (Sumsel) Muhammad Arif dibacok pelaku berinisial MY di bagian rahang. Peristiwa tersebut terjadi ketika Muhammad Arif tengah memimpin shalat Magrib pada Sabtu (12/9). Arif akhirnya meninggal dunia pada Senin (14/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement