REPUBLIKA.CO.ID,
CILACAP - Wilayah terdampak kekeringan dan krisis air bersih di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, bertambah menjadi tiga desa, kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy.
"Hingga akhir pekan kemarin, ada satu desa lagi yang mengalami kekeringan dan telah mengajukan permohonan bantuan air bersih, yakni Desa Karangpucung, Kecamatan Karangpucung," katanya di Cilacap, Senin (14/9).
Ia mengatakan bencana kekeringan tersebut dialami 237 keluarga yang terdiri atas 714 jiwa yang bermukim di lingkungan RT 01 RW 05.
Pihaknya telah menyalurkan bantuan air bersih kepada warga Desa Karangpucung tersebut pada Sabtu (12/9).
"Dengan demikian hingga pertengahan bulan September, di Kabupaten Cilacap telah ada tiga desa yang mengajukan bantuan air bersih karena mengalami kekeringan. Dua desa sebelumnya terdiri atas Desa Bojong, Kecamatan Kawunganten dan Desa Sidaurip, Kecamatan Gandrungmangu," katanya.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kata dia, jumlah desa yang mengajukan bantuan air bersih pada musim kemarau kali ini masih sedikit karena pada periode yang sama tahun sebelumnya (pertengahan September 2019) tercatat lebih dari 50 desa mengalami kekeringan.
Berdasarkan catatan Antara, BPBD Kabupaten Cilacap hingga 29 September 2019 telah menyalurkan bantuan air bersih 622 tangki untuk warga di 78 desa.
"Pada musim kemarau kali ini, kami baru menyalurkan bantuan air bersih sebanyak empat tangki untuk warga di tiga desa," kata Tri Komara.
Menurut dia, hal itu disebabkan musim kemarau pada 2019 di Kabupaten Cilacap berlangsung selama tujuh bulan.
Pada 2020, kata, musim kemarau di Kabupaten Cilacap berdasarkan prakiraan BMKG berlangsung lima bulan sehingga pada November diharapkan sudah turun hujan.
"Semoga tidak terlalu banyak daerah yang terdampak kekeringan. Apalagi kemarin masih sering ada hujan di Cilacap meskipun hanya hujan ringan," katanya.