REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto mengutuk keras kasus penusukan pendakwah Syekh Ali Jaber yang terjadi pada Ahad (13/9). Yandri meminta kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut.
Ia menyebut, jika memang ada aktor intelektual dibalik penyerangan itu, kepolisian diminta mengungkap dan membuka ke publik. Menurutnya, kasus ini menjadi ancaman pendakwah melaksanakan kegiatannya.
"Motif apa, apa itu murni dari yang bersangkutan nusuk atau ada yang mengendalikan, karena ini ancaman kepada ulama yang mau berdakwah," ujarnya kepada Republika.co.id, Ahad (13/9).
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini menilai, kasus penusukan oleh orang tidak dikenal itu sebagai perbuatan yang biadab. "Saya mengutuk aksi itu ya, yang tidak manusiawi dan sangat biadab," tegas Yandri.
Ia membeberkan, kekerasan terhadap ulama bukan kali ini terjadi. Sebelumnya seorang ulama juga terekam CCTV juga ditusuk oleh seseorang. "Sekali lagi saya minta polisi mengusut tuntas dan pelakunya dihukum berat," tegasnya.
Pada Ahad (13/9), pendawakh Syekh Ali Jaber menjadi korban penusukan oleh orang tak dikenal di Masjid Falahuddin, Tamin, Tanjungkarang, Pusat, Bandarlampung. Syekh Ali Jaber mengalami luka pada bagian atas tangan kanannya.
Peristiwa berawal saat dirinya baru saja meminta seorang anak untuk maju ke atas panggung. "Acara baru awal, saya panggil anak 9 tahun untuk tes bacaannya karena itu acara wisuda hafalan Al Quran, ketika selesai keluarga minta foto. Saat itu, ada seseorang pemuda lari ke atas panggung," ujar Ali Jaber.
Syekh Ali Jaber mengaku, beruntung saat itu dirinya sempat menangkis tusukan pemuda tidak dikenal itu. "Alhamdulillah, saya sempat melihat, kalau tidak mungkin tusukan bisa kena leher atau dada saya," katanya.