Ahad 13 Sep 2020 15:02 WIB

Epidemiolog: Jakarta Harus Sinergi dengan Daerah Penyangga

DKI harus bersinergi dengan daerah penyangga agar Covid diatasi secara holistik

Rep: Rizky suryarandika/ Red: Esthi Maharani
dr Pandu Riono
Foto: Tangkapan layar TVOne.
dr Pandu Riono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono mengingatkan agar penanganan pandemi Covid-19 di DKI Jakarta wajib dilakukan secara holistik. Menurutnya, Pemprov DKI harus bersinergi dengan daerah penyangga agar Covid-19 dapat diatasi secara tuntas.

Pandu berkali-kali menekankan agar sistem zonasi Covid-19 yang digagas pemerintah pusat dihapuskan. Pandu memandang penetapan zona merah, kuning atau hijau di suatu lokasi tak lagi bisa efektif meredam Covid-19. Pandu menyampaikan virus corona tersebar lewat tingginya pergerakan penduduk sehingga penyebarannya tak lagi terbatas pada satu lokasi saja.

"Enggak ada istilah zona. Istilah zona itu salah kaprah karena penularan tidak kenal batas zona. Penularan meningkat karena mobilitas penduduk," kata Pandu pada Republika, Ahad (13/9).

Oleh karena itu, menurut Pandu Pemprov DKI tak bisa mengandalkan kemampuannya sendiri dalam meredam Covid-19. Sebab warga dari daerah penyangga bisa saja menularkan atau ditularkan virus corona ketika beraktivitas di Jakarta. Begitu juga warga Jakarta bisa melakukan hal serupa saat ke daerah penyangga.

"Masyarakatnya se-Jabodetabek jangan hanya DKI sendiri-sendiri. Penyakit ini tidak kenal zona, Jabodetabek ini satu kesatuan wilayah dimana mobilitas penduduk aktif," ujar Pandu.

Pandu menantikan ada gebrakan baru antara Pemprov DKI dengan Pemda daerah penyangga untuk bersama melawan Covid-19. Tiap daerah dianjurkan tidak membuat kebijakan yang bertentangan dengan daerah penyangga lain agar penanganan Covid-19 berjalan maksimal.

"Untuk mengatasi Covid-19, responnya harus strategis, terkoordinasi pada masyarakat yang mobilitasnya sama," ucap Pandu.

Hingga data 9 September 2020, 4.053 tempat tidur isolasi di 63 rumah sakit di DKI Jakarta memiliki persentase keterpakaian 77%. Sedangkan dari 528 tempat tidur ICU yang tersedia, 83% diantaranya telah terpakai. Tempat tidur ICU diperkirakan bakal terpakai sepenuhnya pada 15 September mendatang jika tren angka kenaikan kasus tak berubah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement