Ahad 13 Sep 2020 14:34 WIB

Petani Dusun Mendut Sambut Baik LTT

Program LTT di Dusun Mendut mencapai 22 hingga 23 hektare.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fuji Pratiwi
Pelaksanaan kegiatan gerakan Luas Tambah Tanam (LTT) padi hingga 23 hektare, yang dilaksanakan Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang bersama kelompok tani Syukur Lestari, Dusun Mendut,  Desa Ngrapah, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Ahad (13/9).
Foto: Republika/bowo pribadi
Pelaksanaan kegiatan gerakan Luas Tambah Tanam (LTT) padi hingga 23 hektare, yang dilaksanakan Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang bersama kelompok tani Syukur Lestari, Dusun Mendut,  Desa Ngrapah, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Ahad (13/9).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang implementasikan gerakan Luas Tambah Tanam (LTT) padi di Desa Ngrapah, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Para petani Dusun Mendut menyambut baik LTT ini dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.

Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang, Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Parlin Robert Sitanggang menyampaikan, dalam program ini, gerakan LTT diwujudkan melalui penambahan luas areal tanaman padi dengan varietas Ciherang hingga mencapai luas 23 hektare. Penanaman dilakukan di lahan pertanian yang selama ini dikelola oleh Kelompok Tani (poktan) Syukur Lestari, Dusun Mendut, Desa Ngrapah.

Baca Juga

Ketua Kelompok Tani Syukur Lestari, Wartoyo menambahkan, lahan program LTT di Dusun Mendut mencapai 22 hingga 23 hektare. Lahan ini ditanami bibit padi Ciherang dengan lama masa tanam mencapai 105 hingga 110 hari atau 3,5 bulan untuk bisa siap dipanen.

Sedangkan untuk penggarapannya melibatkan tak kurang 42 orang petani anggota poktan Syukur Lestari, Dusun Mendut secara bergiliran. Hal ini pun telah dibahas dalam pertemuan rutin para anggota.

"Para petani yang tergabung dalam poktan Syukur Lestari, sangat bersyukur karena Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang telah memberdayakan mereka dalam rangka meningkatkan produktifitas guna mendorong kesejahteraan para petani," kata Wartoyo, Ahad (13/9).

Ia juga menyampaikan, sejauh ini untuk budidaya tanaman padi di wilayah dusunnya cukup menjanjikan, sepanjang tidak terpengaruh kondisi cuaca ekstrem seperti tahun lalu. Pada kondisi normal, tiap are sawah mampu menghasilkan 80 hingga 90 kilogram padi.

Selain cuaca ekstrem, produktifitas padi petani juga masih menghadapi kendala hama, seperti hama keong emas serta hama tikus. "Sebagai bentuk antisipasi para petani memasang bumbung (perangkap) hama," ucap Wartoyo.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement