Ahad 13 Sep 2020 14:02 WIB

Ketersediaan ICU di Rumah Sakit Swasta Kota Bekasi Menipis

Kita lakukan misalnya cari rujukan, kalau kita cari ke DKI sudah pada penuh.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas medis malakukan tes cepat bagi warga Kota Bekasi di Stadion Patriot Candrabhaga.
Foto: Paramayuda/ANTARA FOTO
Petugas medis malakukan tes cepat bagi warga Kota Bekasi di Stadion Patriot Candrabhaga.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Ketersediaan ruang intensive care unit (ICU) di rumah sakit swasta Kota Bekasi semakin menipis. Hal itu bisa memicu risiko kematian pasien Covid-19 dengan penyakit penyerta atau komorbid menjadi tinggi.

Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Kota Bekasi, Eko Nugroho, mengatakan, pasien Covid-19 dengan komorbid harus ditangani dengan peralatan yang memadai. Salah satunya, yang terdapat di dalam ruang ICU seperti ventilator.

“Kalau misal sekarang pasien ternyata kondisi Covid-nya berat dan butuh bantuan ventilator, ternyata ventilatornya tidak tersedia maka dia akan dirawat tanpa bantuan ventilator,” jelas Eko di Kota Bekasi, Jawa Barat, kepada wartawan, Sabtu (12/9).

Eko melanjutkan, pihak rumah sakit tentu akan melakukan penanganan maksimal apabila kondisi pasien gejala berat memburuk. Namun, realitanya saat ini rumah sakit rujukan di DKI Jakarta pun okupansinya terus meningkat. “Kita lakukan misal cari rujukan, kalau kita cari ke DKI sudah pada penuh,” ujarnya.

Eko menuturkan, apabila pasien Covid-19 dengan gejala berat tak dapat perawatan intens tanpa ventilator, artinya kemungkinan selamatnya hanya 50 persen. “Memang takdir di tangan Tuhan, tetapi secara medis hitungannya begitu,” ucapnya.

Dia menerangkan, berdasarkan Peraturan Kementerian Kesehatan, lazimnya setiap rumah sakit memiliki lima persen kasur ICU dari keseluruhan tempat tidur rumah sakit. “Harus punya lima persen dari keseluruhan tempat tidur itu kita bilang ICU,” kata Eko.

Misalnya, di RS A ada 100 tempat tidur maka lima persennya dialokasikan untuk ICU yang berarti ada lima tempat tidur yang salah satu kategorinya tersedia ventilator. Hanya saja, lanjut Eko, kondisinya tak memungkinkan semua ICU disediakan untuk penanganan Covid-19 saja, rumah sakit juga perlu menyediakan ICU untuk pasien non-Covid-19.

“Karena saya setiap hari udpate seluruh dirut RS swasta di Kota Bekasi. Nah itu menjawab full. Adapun kalau kosong bukan dengan ventilator, paling sisa satu,” tutur Eko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement