REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui PD Pasar Bermartabat bekerja sama dengan PT Raharja Sinergi Komunikasi meluncurkan layanan aplikasi Pasar Pintar di Kota Bandung. Layanan yang bisa didapat di Play Store ini memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berbelanja kebutuhan pokok di 25 pasar secara daring (online).
Wali Kota Bandung Oded M Danial mengungkapkan pihaknya berupaya menghadirkan inovasi di masa pandemi covid-19 yaitu layanan aplikasi Pasar Pintar. Menurutnya, layanan tersebut hadir untuk meminimalisasi potensi kerumunan pembeli di pasar-pasar tradisional di Bandung.
"Hari ini bersama-sama kumpul dalam launching aplikasi Pasar Pintar ini bagian dari inovasi dan kolaborasi, mendekatkan pelayanan masyarakat lebih sederhana lebih mudah, cepat dan murah," ujarnya, Jumat (11/9).
Menurutnya layanan Pasar Pintar menjawab permasalahan di masa pandemi Covid 19 yaitu tidak boleh berkerumun. "Akibat Covid-19 kita dituntut tidak boleh membuat kerumunan, kita dituntut social distancing," katanya.
Oded pun menilai keberadaan aplikasi Pasar Pintar dapat menambah pilihan masyarakat yang akan berbelanja di pasar tradisional. "Sekarang alhamdulillah pasar pintar menambahkan aplikasi kepada masyarakat untuk membeli tomat, cabai, kacang," jelas Oded.
Ia mengatakan hadirnya inovasi ini merupakan bagian dari upaya mengantisipasi terjadinya penyebaran virus corona sehingga Kota Bandung bisa aman dan terkendali.
Direktur Pasar Bermartabat, Herry Hermawan, mengatakan pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) para pembeli sudah banyak dan ramai datang ke pasar tradisional. Adanya aplikasi tersebut diharapkan dapat mengubah kebiasaan ibu-ibu berbelanja.
"Di pasar makin ramai, susah ibu-ibu disuruh belanja di rumah. Kita berupaya mengubah kebiasaan," katanya.
Direktur Operasional PT Raharja Sinergi Komunikasi Hendri Ichsan mengatakan masyarakat yang memanfaatkan aplikasi Pasar Pintar masih minim sebab aplikasi ini terbilang baru. Ia berharap dengan peluncuran aplikasi tersebut dapat dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
"Kami benar benar berkontribusi ke UKM sehingga tidak mengambil margin di komoditi, kami mendapat untung dari biaya layanan. Kalau belanja layanan dibawah Rp 50 ribu dapat layanan Rp 2.500 dan di atas Rp 100 ribu sekitar Rp 5 ribu. Ongkir tiga kilometer pertama dan berikutnya, kita ikuti ojol," papar Hendri.
Ia mengungkapkan pihaknya menyasar kalangan rumah tangga dan bukan konsumsi besar. "Yang mengunduh sudah 500 orang," katanya.