Rabu 09 Sep 2020 17:03 WIB

Mengenal Kamera Terbesar di Dunia, 3.200 MP

Selama 10 tahun, kamera akan mengumpulkan gambar dari sekitar 20 miliar galaksi.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Kamera terbesar di dunia dengan 3.200 MP untuk mengambil gambar panorama langit.
Foto: stanford.
Kamera terbesar di dunia dengan 3.200 MP untuk mengambil gambar panorama langit.

REPUBLIKA.CO.ID, MENLO PARK -- Kru di Laboratorium Akselerator Nasional SLAC Departemen Energi, Universitas Stanford, telah mengambil foto digital 3.200 megapiksel pertama. Ini adalah ukuran megapiksel terbesar yang pernah diambil dalam satu bidikan.

Gambar ini begitu besar, sehingga membutuhkan 378 layar TV definisi tinggi 4K untuk menampilkan salah satunya dalam ukuran penuh. Resolusinya sangat tinggi sehingga Anda dapat melihat bola golf dari jarak sekitar 15 mil.

Baca Juga

Dilansir di laman Universitas Stanford, Rabu (9/9), instrumen ini akan segera mendorong penelitian astrofisika yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Selanjutnya, rangkaian sensor akan diintegrasikan ke dalam kamera digital terbesar di dunia, yang saat ini sedang dibangun di SLAC. Setelah dipasang di Observatorium Rubin di Chili, kamera akan menghasilkan gambar panorama langit Selatan secara lengkap, satu panorama setiap beberapa malam selama 10 tahun.

Datanya akan dimasukkan ke Rubin Observatory Legacy Survey of Space and Time (LSST), sebuah katalog galaksi yang lebih banyak daripada jumlah orang yang hidup di Bumi dan tentang pergerakan objek astrofisika yang tak terhitung jumlahnya.

Menggunakan Kamera LSST, observatorium akan membuat film astronomi terbesar sepanjang masa dan menjelaskan beberapa misteri terbesar alam semesta, termasuk materi gelap dan energi gelap.

Gambar pertama yang diambil dengan sensor adalah tes untuk bidang fokus kamera, yang perakitannya selesai di SLAC pada bulan Januari.

"Ini adalah pencapaian yang sangat besar bagi kami,” kata Vincent Riot, manajer proyek Kamera LSST dari Laboratorium Nasional Lawrence Livermore DOE.

Bidang fokus akan menghasilkan gambar untuk LSST. LSST adalah mata yang sensitif dari Observatorium Rubin.

Direktur Observatorium, Steven Kahn dari SLAC, mengatakan bahwa pencapaian ini adalah salah satu yang paling signifikan dari seluruh Proyek Observatorium Rubin.

"Penyelesaian bidang fokus Kamera LSST dan pengujian yang berhasil adalah kemenangan besar oleh tim kamera yang akan memungkinkan Observatorium Rubin untuk menyampaikan ilmu astronomi generasi mendatang," kata Kahn.

Steven Ritz, ilmuwan proyek untuk Kamera LSST di Universitas California, Santa Cruz menjelaskan, selama 10 tahun, kamera akan mengumpulkan gambar dari sekitar 20 miliar galaksi.

"Data ini akan meningkatkan pengetahuan kita tentang bagaimana galaksi berevolusi dari waktu ke waktu dan akan memungkinkan kita menguji model materi gelap dan energi gelap lebih dalam dan tepat dari sebelumnya,” kata Ritz.

Menurutnya, observatorium akan menjadi fasilitas yang luar biasa untuk berbagai ilmu pengetahuan. Mulai dari studi mendetail tata surya kita hingga studi objek yang jauh menuju tepi alam semesta yang terlihat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement