REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dinas Kesehatan Kota Bogor menemukan lagi sebanyak 22 orang warga Kota Bogor yang terkonfirmasi positif COVID-19 pada Selasa (8/9), serta dua kasus positif meninggal dunia.
"Dari 22 orang yang ditemukan terkonfirmasi positif, 16 orang di antaranya adalah berusia produktif yakni 20-55 tahun. Kemudian dua orang anak berusaia 10 tahun ke bawah, serta empat orang lanjut usia berusia 60 tahun ke atas," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno saat menyampaikan data harian COVID-19 Kota Bogor, Selasa (8/9).
Menurut Retno, dari empat orang lanjut usia yang terkonfirmasi positif COVID-19, dua di antaranya meninggal dunia. Mereka adalah laki-laki berusia 60 tahun warga Kecamatan Bogor Selatan, serta perempuan berusia 63 tahun warga Kecamatan Bogor Barat.
Dengan adanya tambahan 22 kasus positif COVID-19 yang baru, maka akumulasi jumlah kasus positif menjadi 778 kasus. Dari akumulasi tersebut, sebanyak 474 kasus (60,92 persen) dinyatakan sembuh, 35 kasus meninggal dunia, sehingga kasus positif yang masih sakit ada 269 kasus.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya, saat memimpin rapat rutin di Balai Kota Bogor mengatakan berdasarkan data terbaru dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 nasional, tingkat kewaspadaan Kota Bogor terhadap COVID-19 sudah turun dari tingkat risiko tinggi atau zona merah menjadi tingkat risiko sedang atau zona oranye.
Menurut dia, penurunan tinkat risiko tersebut karena adanya perbaikan pada sejumlah indikator. Bima Arya menilai penurunan tingkat risiko itu juga dampak positif dari diterapkannya pembatasan sosial berskala mikro dan komunitas (PSBMK) yang mengatur adanya jam malam dan adanya pembatasan jam operasional kepada tempat usaha.
"Setelah diterapkan PSBMK, maka kerumunan warga menjadi berkurang dan disiplin warga memakai masker jadi lebih tinggi," katanya.