REPUBLIKA.CO.ID,MANADO -- Kadis Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Sulut Steve Kepel menyebutkan provinsi berpenduduk lebih dari 2,6 juta jiwa itu bakal memiliki laboratorium biomolekuler terbesar di Indonesia Timur.
"Gubernur Olly Dondokambey terus berkomitmen mempercepat penanganan pandemi Covid-19 di daerah ini," kata Steve di Manado, Selasa (8/9).
Laboratorium biomolekuler yang dibangun berstandar 'Biosafety Level 2 plus WHO' terbesar se-Indonesia Timur ini mampu memeriksa 1.000 sampel per hari.
Sumber dana pembangunan laboratorium di Universitas Sam Ratulangi tersebut bersumber dari hibah APBD Sulut. "Laboratorium ini selain memeriksa sampel Covid-19, juga untuk pemeriksaan biomolekuler lainnya seperti kanker, penanda tumor dan lainnya,” katanya.
Namun, ia tidak merinci berapa besar anggaran untuk pembangunan laboratorium ini. Steve membeberkan untuk kemampuan sumber daya manusia yang ditempatkan nantinya telah diakui badan kesehatan dunia.
“Laboratorium ini memiliki luas dan jumlah ruangan terlengkap se-Indonesia Timur serta memiliki SDM yang tersertifikasi internasional dan diakui Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat serta WHO,” ungkapnya.
Terkait pengoperasian perdana laboratorium, Kepel memastikan laboratorium siap digunakan setelah peralatan yang dikirim dari Jakarta tiba di Manado. “Peralatan untuk laboratorium dikirim dari Jakarta. Nanti kalau sudah diterima, laboratorium siap diresmikan penggunaannya,” tutupnya.