Selasa 08 Sep 2020 12:05 WIB

Ekonomi Jabar Diprediksi Bangkit di Triwulan III

Mobilisasi masyarakat yang meningkat diperkirakan dapat kembali mendorong konsumsi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Kepadatan lalu lintas di kawasan Pasar Baru, Kota Bandung, Kamis (25/6). Pasar baru kembali ramai pengunjung setelah pusat perbelanjaan dan pertokoan di kawasan tersebut kembali dibuka dengan persyaratan wajib menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Meski demikian, masih banyak masyarakat dan pedagang mengabaikan aturan tersebut. Hal tersebut tentunya sangat beresiko, mengingat pasar saat ini menjadi salah satu sorotan berpotensi menjadi klaster.
Foto: undefined
Kepadatan lalu lintas di kawasan Pasar Baru, Kota Bandung, Kamis (25/6). Pasar baru kembali ramai pengunjung setelah pusat perbelanjaan dan pertokoan di kawasan tersebut kembali dibuka dengan persyaratan wajib menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Meski demikian, masih banyak masyarakat dan pedagang mengabaikan aturan tersebut. Hal tersebut tentunya sangat beresiko, mengingat pasar saat ini menjadi salah satu sorotan berpotensi menjadi klaster.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Perekonomian Jawa Barat (Jabar) pada triwulan ketiga 2020 diperkirakan akan membaik meski belum akan pulih. Prediksi ini diambil, setelah beberapa indikator ekonomi mengalami pertumbuhan setelah sebelumnya mengalami kontraksi. 

Namun, menurut Kepala Group Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Perwakilan Jabar,  Pribadi Santoso, percepatan pemulihan ekonomi akan sangat tergantung pada keseriusan pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi Covid-19.

Pribadi Santoso mengatakan, beberapa indikator ekonomi Jabar telah mengalami peningkatan seperti indeks keyakinan konsumen, penjualan ritel, tingkat hunian hotel, penerimaan pajak, mobilitas penduduk serta ekspor luar negeri. “Ini mungkin saja sebagai dampak dilonggarkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) beberapa waktu lalu. Kita optimistis pada triwulan ketiga dan keempat akan ada pertumbuhan ekonomi yang lebih berarti,” ujar Pribadi, Senin (7/9).

Pribadi menjelaskan, mobilisasi masyarakat yang meningkat diperkirakan dapat kembali mendorong konsumsi. Selain itu, pembukaan kembali objek wisata dengan syarat protokol kesehatan, juga mulai menunjukkan geliat konsumsi. Terbukti dengan okupansi kamar  sebesar 27,20 persen pada awal triwulan III 2020, dari semula 13,50 persen pada triwulan II 2020. 

Selain itu,  jumlah penumpang domestik di Bandara Husein Sastranegara Bandung juga mulai menunjukkan kenaikan. Pada Juli 2020 jumlah penumpang tercatat sebanyak 5.589 orang, meningkat dibanding Juni 2020 yang sebanyak 2.808 orang. 

“Kami perkirakan, jumlah penumpang akan terus mengalami kenaikan seiring dengan telah beroperasinya kembali maskapai penerbangan domestik. Inilah yang membuat kita optimistis pada triwulan ketiga dan keempat, perekonomian kita  akan lebih baik,” papar Pribadi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement