REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Sebanyak 96 petugas Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI di wilayah Boyolali, Jawa Tengah, dinyatakan positif Covid-19 setelah melaksanakan tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020.
"Jajaran Bawaslu Boyolali awalnya berinisiatif meminta Satgas Penanganan COVID-19 Boyolali untuk dilakukan rapid test, mulai tingkat kabupaten, pengawas desa, kelurahan. Ternyata satgas menyanggupi tidak hanya 'rapid', namun 'swab'," kata Ketua Bawaslu RI Abhan Misbah di Jakarta, Senin (7/9).
Hal tersebut disampaikannya saat "Konferensi pers tentang Hasil Pengawasan Pendaftaran Calon Kepala Daerah Pada Pemilihan Serentak Tahun 2020" yang disiarkan secara daring. Abhan menyebutkan tes usap tersebut dilakukan terhadap seluruh jajaran Bawaslu Boyolali yang ada di 22 kecamatan, dan sementara ini sudah 18 kecamatan yang keluar hasilnya.
"Sampai hari ini ditemukan 96 jajaran penyelenggara Bawaslu (di Boyolali) dinyatakan positif berdasarkan swab. Perinciannya, panwas kecamatan 20 orang dan pengawas desa/kelurahan sebanyak 76 orang," katanya.
Abhan mengakui penularan terhadap petugas Bawaslu itu terjadi ketika mereka menjalankan tugasnya sesuai tahapan pilkada, yakni pencocokan dan penelitian (coklit).
"Kalau ada pertanyaan ini (penularan) dalam konteks menjalankan tugas? Ya, sesuai tahapan kemarin mutarlih (pemutakhiran data pemilih). Tahapan yang berjalan kemarin kan coklit, kawan-kawan yang bertugas coklit dilakukan 'swab'," katanya.
Saat ini, kata Abhan, Bawaslu masih menunggu hasil tes usap Covid-19 di empat kecamatan yang belum keluar, seraya berharap hasilnya menggembirakan.
"Mudah-mudahan yang dinyatakan terpapar segera sehat kembali. Yang belum ada hasilnya, semoga dinyatakan negatif," kata Abhan.