REPUBLIKA.CO.ID, MASAMBA -- Jembatan Putih yang menghubungkan tiga desa yakni Desa Laba, Desa Pombakka dan Desa Lapapa di Wilayah Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan sudah selesai dibangun. Jembatan yang memiliki panjang 60 meter dibangun oleh Yayasan Gerak Bareng dan beberapa pihak yang terlibat dalam pengerjaan di antaranya Pecinta Alam Luwu Raya, relawan lokal dan warga sekitar yang sangat senang dan antusias dengan tulus bahu membahu membangun jembatan putih tersebut. Jembatan Putih itu diresmikan oleh Camat Masamba, Ajie Saputra, Ahad (6/9).
Jembatan Putih dibangun kembali setelah mengalami musibah yang cukup dahsyat setelah banjir bandang melanda wilayah masamba pada tanggal 13 Juli silam. Banjir yang disebabkan curah hujan dengan intensitas tinggi selama dua hari berturut-turut, yang mengakibatkan debit air di sungai Masamba, Rongkang dan sungai Rada meluap sehingga terjadi banjir bandang.
“Pengerjaan jembatan memakan waktu cukup cepat. Hanya 14 hari pengerjaan,” ujar Andrian, relawan Gerak Bareng, dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Andrian merupakan relawan Gerak Bareng yang ditugaskan mengawasi proses pembangunan jembatan dengan konstruksinya mengungkapkan, progres pekerjaan ini terbilang cepat, di luar perencanaan awal.
Ia menyebutkan, pengerjaan jembatan menghabiskan dana sebesar Rp 87.700.000. Dana tersebut digunakan untuk pembelian seling, besi siku, besi holow dan kayu.
“Dana itu bersumber dari para donatur Gerak Bareng yang berjibaku untuk membantu merealisasikan Jembatan Putih agar bisa kembali normal seperti sedia kala. Hal tu guna dapat membentuk aktivitas para warga di daerah Masamba sehingga roda perekonomian bisa kembali normal sedia kala,” ujarnya.
Acara peresmian Jembatan Putih dilakukan oleh Camat Masamba Bapak Ajie Saputra, dihadiri oleh kepala desa, Babinsa, aparat serta warga masyarakat. Selain itu, juga hadir Ketua Yayasan Gerak Bareng, Rizki Yansyah; Founder Gerak Bareng, Ahmad Zaki; serta Dewan Pembina Gerak Bareng, Ustadz Ismeidas Makfiansah yang tiba di Masamba dari Jakarta, Sabtu (5/9) malam.
“Kami atas nama pribadi mewakili masyarakat Luwu Utara khususnya Desa Laba,Desa Pombakka dan Desa Lapapa mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada teman-teman dari Gerak Bareng, teman-teman relawan yang telah hadir membantu dalam pembangunan jembatan ini,” ungkap Camat Masamba, Ajie Saputra yang akrab dipanggil Bang Aji.
“Kenapa jembatan ini sangat penting. Jembatan ini merupakan pembatasan antara tiga desa yaitu Desa Laba,Desa Pombakka dan Desa Lapapa. Masyarakat sangat bergantung pada jembatan ini. Data yang diperoleh ketika bencana kemarin terdapat sekitar 35 hektar lahan orang Desa Laba dan Desa Lapapa yang terdiri dari persawahan, kebun coklat, sawit , dan jagung yang keberlangsungannya memanfaatkan jembatan ini. Bahkan menurut data yang diberikan oleh penduduk desa juga, terdapat warga desa lain juga menggunakan jembatan ini karena kebunnya berada di seberang jembatan,” paparnya.
“Anak sekolah juga banyak melewati jembatan ini karena lebih cepat daripada mereka harus memutar ke Masamba dahulu. Terutama saat ini jalanan dilalui oleh penimbunan pembangunan irigasi yang membuat jalanan agak rusak sehingga banyak masyarakat yang bergantung pada jembatan ini. Jembatan ini bukan hanya dilalui oleh satu atau dua orang saja tetapi juga dimanfaatkan hampir seluruh masyarakat yang ada disini,” ujar camat Masamba.
“Kami juga mengucapkan terimakasih kepada warga masyarakat Desa Laba, Desa Pombakka dan Desa Lapapa atas kerja samanya dalam membangun jembatan ini sehingga jembatan ini telah selesai dan dapat digunakan. Jiwa gotong royong masih tinggi di masyarakat desa ini dalam membangun jembatan ini. Hal yang patut kita syukuri dan pertahankan adalah semangat gotong royong ini. Mudah-mudahan tidak hilang seiring berjalannya waktu,” tuturnya.
Menurut Zaki selalu founder Gerak Bareng , acara serah terima jembatan tersebut merupakan sebuah agenda yang merupakan momentum tiga desa, momentum kebaikan bagi semua yang hadir. “Kami dari Gerak Bareng, salah satu NGO yang ada di Indonesia yang telah memberikan lebih dari 3.000 paket makanan pada saat kegiatan kemanusiaan Masamba bulan Juli lalu, pemotongan hewan kurban, juga mendukung beberapa pembangunan hunian sementara (Huntara), tenda pengungsian yang ada di Maipi dan sekitarnya. Gerak Bareng bersama para relawan lainnya telah membantu kegiatan kemanusiaan di Masamba,” kata Zaki.
Selain dari acara peresmian dan serah terima jembatan, Gerak Bareng mengadakan penyantunan terhadap 100 anak yatim di dua tempat yaitu saat peresmian di Desa Laba Masamba serta delapan anak yatim dan lima janda dhuafa di pengungsian Maipi, Desa Maipi, Masamba. Semua itu sebagai bentuk rasa syukur atas peresmian Jembatan Putih (White bridge) penghubung tiga desa.
“Program Yatim Bahagia ini merupakan rangkaian program Gerak Bareng yang diadakan di Bulan Muharram dan telah dilakukan dibeberapa tempat sebelumnya seperti di Sukabumi serta Basecamp Garasi Hijrah di Jakarta Barat,” papar Zaki.
Gerak Bareng adalah lembaga sosial kemanusiaan yang berkomitmen untuk membantu menyelesaikan permasalahan sosial kemanusiaan yang terjadi dimasyarakat khususnya di Indonesia melalui dana infak, sedekah, zakat dan wakaf dari masyarakat. Melalui lima pilar program -- yaitu kesehatan, pendidikan, ekonomi, dakwah, dan sosial kemanusiaan -- Gerak Bareng turut memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan umat.