Senin 07 Sep 2020 06:26 WIB

Reza Artamevia, dari Diva hingga Narkoba

Reza Artamevia menyebut pandemi Covid-19 menjadi alasannya gunakan sabu.

Penyanyi Reza Artamevia saat dihadirkan dalam rilis kasus narkoba di Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Jakarta, Ahad (6/9). Reza Artamevia diamankan di sebuah restoran di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, pada hari Jumat, 4 September 2020. Dari penangkapan, polisi mengamankan barang bukti berupa sabu seberat 0,78 gram. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Penyanyi Reza Artamevia saat dihadirkan dalam rilis kasus narkoba di Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Jakarta, Ahad (6/9). Reza Artamevia diamankan di sebuah restoran di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, pada hari Jumat, 4 September 2020. Dari penangkapan, polisi mengamankan barang bukti berupa sabu seberat 0,78 gram. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Mabruroh, Febryan A, Antara

Penyanyi Reza Artamevia mengakui perbuatannya menyalahgunakan narkotika jenis sabu-sabu. Reza mengaku baru empat bulan mengonsumsi barang haram tersebut.

Baca Juga

Sebenarnya narkotika bagi mantan penyanyi senior ini bukan hal baru. Sebelumnya, Reza Artamevia juga pernah berurusan dengan zat terlarang, narkotika pada 2016 lalu.

Kala itu, Reza terciduk di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Gatot Brazamusti dan istrinya. Nasib baik masih memihak Reza. Ia hanya berstatus sebagai saksi dan diharuskan menjalani rehabilitasi.

"Dia sempat direhabilitasi selama dua bulan, dia menjadi saksi untuk yang lain," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus pada Ahad (6/9).

Reza Artamevia memang lahir dari keluarga yang memiliki darah seni. Saat masih kecil, Reza seringkali menjuarai lomba menyanyi. Salah satunya "Lomba Lagu Anak-Anak TVRI" pada 1985.

Reza terus menekuni bakatnya dan mendapatkan dukungan keluarga. Sehingga saat duduk di bangku SMP, Reza sempat bergabung dalam sebuah band.

Reza juga sempat menjadi penyanyi latar untuk band Dewa 19 dan sering mendampingi tur musik mereka di berbagai daerah. Suaranya yang khas menarik musisi Ahmad Dhani untuk merekrutnya.

Di bawah bimbingan Ahmad Dhani, Reza mengeluarkan album perdananya pada 1995. Sejak 1997, karier Reza melesat bak roket dan meraih banyak penghargaan bergengsi.

photo
Penyanyi Reza Artamevia saat dihadirkan dalam rilis kasus narkoba di Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Jakarta, Ahad (6/9). Reza Artamevia diamankan di sebuah restoran di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, pada hari Jumat, 4 September 2020. Dari penangkapan, polisi mengamankan barang bukti berupa sabu seberat 0,78 gram. Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

Pada 1999, Reza menikah dengan aktor Adjie Massaid dan memiliki dua anak perempuan. Sayangnya perjalanan pernikahannya tidak semanis kariernya, pada 2005, Reza dan Adjie resmi bercerai.

Pascaperceraian dan hak asuh jatuh di tangan Adji, Reza dikabarkan menghilang. Lima hari kemudian Reza dikabarkan ditemukan di Padepokan milik Gatot Bradjamusti di Sukabumi, Jawa Barat.

Kedekatannya dengan Gatot bahkan menghembuskan kabar terjadi nikah siri di antara keduanya. Meskipun kabar tersebut selanjutnya menguap begitu saja.

Reza juga sempat melakukan come back dengan album ketiganya. Sayangnya, sambutan publik pada album ketiganya tidak sebaik pada album-album sebelumnya.

Penangkapan Reza menambah jajaran pesohor Tanah Air yang terjerat kasus narkoba sepanjang 2020 ini. Psikolog Klinis dan Forensik Kasandra Putranto, mengatakan untuk mengetahui alasan ataupun pemicu Reza mengonsumsi narkoba haruslah melalui pemeriksaan langsung.

Namun, ia tak menampik kemungkinan adanya kaitan antara pandemi Covid-19 dan semakin banyaknya artis yang mengonsumsi barang haram tersebut. Reza kepada kepolisian pasalnya mengakui menggunakan sabu-sabu baru sejak pandemi, ketika kegiatannya berkurang banyak.

Pagebluk yang masih melanda Indonesia, kata dia, memang memberikan tekanan kepada mereka yang rentan secara fisik, mental, dan sosial. Tak terkecuali pada artis, yang kini mulai jarang mendapat tawaran pekerjaan.

Tekanan-tekanan itu bisa menyebabkan seseorang depresi. Apalagi mereka yang memang sudah mengidap masalah psikologis sebelumnya. Depresi tersebut, terang dia, pada orang tertentu bisa menjadi pemicu untuk kecanduan narkoba alias adiksi.

photo
Penyanyi Reza Artamevia saat dihadirkan dalam rilis kasus narkoba di Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Jakarta, Ahad (6/9). Reza Artamevia diamankan di sebuah restoran di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, pada hari Jumat, 4 September 2020. Dari penangkapan, polisi mengamankan barang bukti berupa sabu seberat 0,78 gram. Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

"Adiksi dan depresi adalah dua gangguan yang saling terkait satu sama lain. Umumnya mereka yang mengalami adiksi juga mengalami depresi. Dan sebaliknya, mereka yang mengalami depresi akan dengan mudah terjerat adiksi," kata Kasandra kepada Republika, Ahad (6/9).

Potensi seseorang yang mengalami depresi berujung mengonsumsi narkoba akan semakin besar jika dia sudah memiliki riwayat adiksi sebelumnya. "Reza sudah pernah punya riwayat sebelumnya, kan," kata dia. Reza memang sudah pernah ditangkap terkait kasus narkoba pada 2016 silam.

Namun demikian, lanjut dia, pandemi tak mengakibatkan depresi pada semua orang. Oleh karena itu, tak bisa serta merta bisa ditarik kesimpulan bahwa artis mengonsumsi narkoba karena pandemi.

"Dengan kata lain, artis yang sepi job jika tidak memiliki depresi harusnya sih akan tetap baik-baik saja," ucapnya.

Bagi mereka yang mengalami depresi, lanjut dia, juga tak seharusnya berujung dengan mengonsumsi narkoba. Seharusnya mereka memilih untuk menjalani terapi.

"Depresi dan adiksi disebabkan karena gangguan otak kronis. (Oleh karena itu) harus berada dalam pengawasan dokter/psikiater dan psikolog untuk rehabilitasi," ucapnya.

Reza Artamevia diciduk di sebuah restoran di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, pada Jumat malam. Ia kedapatan membawa sabu, jenis narkoba yang sama saat ia ditangkap pada 2016 silam. Setelah diperiksa, ia diketahui positif mengonsumsinya.

Reza bukanlah pesohor pertama yang diciduk karena kasus penyalahgunaan narkoba pada tahun 2020 ini. Sebelumnya sudah ada Eks Drummer BIP Jaka Hidayat , Drummer J-Rocks Anton Rudi Kelces, artis senior Tio Pakusadewo, Catherine Wilson, Ridho Ilahi, Jerry Aurum, dan Dwi Sasono.

photo
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus memperlihatkan barang bukti saat konferensi pers kasus narkoba penyanyi Reza Artamevia di Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Jakarta, Ahad (6/9). Reza Artamevia diamankan di sebuah restoran di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, pada hari Jumat, 4 September 2020. Dari penangkapan, polisi mengamankan barang bukti berupa sabu seberat 0,78 gram. Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

Kemarin, Reza Artamevia tampak menggunakan baju tahanan Polda Metro Jaya berwarna oranye. Lewat siaran streaming Polda Metro Jaya, ia menyampaikan permintaan maafnya. Sebagai publik figur, Reza juga meminta agar perbuatannya tersebut tidak dicontoh.

"Saya mohon maaf lahir batin atas kesalahan yang sudah saya perbuat. Semoga hal ini tidak dicontoh siapapun juga dan menjadi pelajaran saya di sisi-Nya," ujar Reza.

Reza juga menyampaikan permintaan maafnya kepada kedua anaknya, kepada orang tuanya, kepada adik-adiknya, sahabat, kerabat dan semua pendukungnya yang selama ini mendukung perjalanan kariernya. Reza memperoleh sabu-sabu dari seseorang berinisial F. Saat ini aparat kepolisian tengah melakukan pengejaran terhadap F.

Reza dipastikan positif sebagai pengguna narkoba. "Hasil tes urine positif amfetamin atau masuk dalam kategori narkotika jenis sabu-sabu," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus.

Saat diperiksa oleh pihak Kepolisian, Reza mengaku menggunakan sabu untuk mengisi kekosongan di masa pandemi Covid-19. Meski demikian Kepolisian terus melakukan penyelidikan terhadap pengakuan yang bersangkutan.

"Beberapa public figure yang kita amankan pasti akan menyampaikan bahwa ini mengisi kekosongan waktu, karena memang di rumah saja sehingga terpengaruh lagi menggunakan barang haram ini," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement