REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebaga ilmuwan dan pendidik professional, dosen mengemban tugas untuk menyebarluaskan atau mengimplementasikan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Untuk mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, seorang dosen harus mampu membuat karya ilmiah sebagai bentuk kompetensi dalam bidang kepakaran yang ditekuni.
Setiap dosen dituntut harus mampu menulis artikel di jurnal yang berskala internasional maupun yang terakreditasi dengan baik. Hal inilah yang menggerakkan Program Studi (Prodi) Periklanan Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) dengan menggelar webinar yang bertajuk ‘Menulis Jurnal untuk Dosen Pemula’ secara live via Zoom, Kamis (3/9).
Dipandu oleh Dina Andriana, webinar ini menghadirkan pembicara yang berkompeten di bidangnya yakni, Widarti selaku staff LPPM UBSI. Widarti mengungkapkan bahwa publikasi ilmiah yang mengandung informasi tentang kegiatan dan hasil kegiatan dalam bidang ilmu tertentu, publikasi periodik dalam bentuk artikel yang diterbitkan secara berkala, dalam hal ini biasanya jurnal diterbitkan pada interval waktu tertentu seperti setiap 4 bulan atau setiap 1 tahun.
“Jurnal harus memiliki ciri-ciri objektif, rasional, kritis, aktual (up to date), akumulasi pengetahuan baru, pengamatan empirik, dan pengembangan gagasan baru. Sumber tulisan untuk membuat jurnal bisa melalui penelitian lapangan, uraian konseptual, rangkuman hasil riset, dan review gagasa,” ujar Dina dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Ia menambahkan, komponen tulisan jurnal harus terdiri dari judul, abstrak, pendahuluan, kajian literatur, metode, pembahasan, penutup, referensi, dan biodata penulis. Selain itu penentuan judul harus mencerminkan masalah yang dibahas.
Dina juga memberikan tips cara membuat jurnal yang baik sehingga layak untuk dipublikasikan.
“Lakukan pemilihan topik yang tepat; buatlah jurnal yang belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya dengan mencari angle yang berbeda; gunakan literatur yang valid dengan mencari di Google Scholar, thesis, disertasi dan artikel,” imbuh Dina.
Dina berpesan agar para dosen tidak melakukan copy paste dari penelitian sebelumnya karena hal ini bersifat fatal dan melanggar hokum. “Jangan mengulang satu paragraf dengan isi yang sama, dan jangan berbelit-belit dalam penulisan. Intinya harus straight to the point,” ujarnya.