REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar sedang menyusun Perda Pesantren. Digitalisasi pesantren termasuk salah satu hal yang akan diatur Perda Pesantren tersebut.
Saat ini, Pemprov Jabar sedang memperjuangkan Perda tersebut. “Inovasi tersebut pun nantinya didukung dengan adanya Perda pesantren yang saat ini tengah diperjuangkan, mudah-mudahan tahun ini selesai,” ujar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang akrab disapa Emil.
Perda, kata dia, bertujuan mendukung pesantren di Jabar berjalan sistematis, dimulai dari kurikulum, infrastruktur dan pendidikannya.
“Diperkuat pula dengan skill digital para santri dan kiai, nah, itulah harapan kita menuju pesantren juara di Jabar,” katanya.
Ridwan Kamil mengatakan, di masa pandemi Covid-19 ini semua institusi seperti ekonomi, pendidikan, harus fasih dalam dunia digital termasuk pesantren. ”Saya menyambut baik adanya program smart digital village pesantren Suryalaya,” katanya.
Menurutnya, inovasi Ponpes Suryalaya perlu direplikasi oleh semua pesantren yang ada di Jabar dalam menguatkan skill digital pascapandemi Covid-19. Emil telah meresmikan program Smart Digital Village Pesantren, di kampus IAILM/STIELM Pondok Pesantren Suryalaya, Kabupaten Tasikmalaya.
Menurutnya, dengan program ini para santri yang mondok di Jabar yang saat ini sedang melaksanakan pembelajaran jarak jauh, akan mendapatkan materi dan pengajian berbasis IT dengan disiarkan langsung melalui sistem daring. Program digital ini juga dapat meningkatkan mutu dan kurikulum di pesantren yang selama ini terkesan tradisional dan manual.
Setelah smart village digital dimulai dari Suryalaya, maka pesantren di Jabar sudah selangkah lebih maju untuk menapaki tangga peradaban melalui pesantren 4.0. “Ini sebuah langkah inovasi baru,” kata Emil.
Peluncuran Smart Digital Village Pesantren menjadi semakin istimewa bagi para santri dan ulama setempat karena bertepatan dengan milad ke-115 Pesantren Suryalaya dengan ikonnya yang terkenal yakni Abah Anom.