Sabtu 05 Sep 2020 00:19 WIB

Rekor Harian Covid Terjadi karena Efek Libur Panjang

Rekor harian Covid-19 hingga 3.622 kasus terjadi akibat adanya libur panjang

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah wisatawan memadati kawasan Kali Besar Kota Tua di Jakarta, Ahad (30/8). Kawasan tersebut menjadi alternatif liburan warga di akhir pekan pada masa PSBB transisi mengingat kawasan Museum Fatahillah masih ditutup akibat pandemi COVID-19.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sejumlah wisatawan memadati kawasan Kali Besar Kota Tua di Jakarta, Ahad (30/8). Kawasan tersebut menjadi alternatif liburan warga di akhir pekan pada masa PSBB transisi mengingat kawasan Museum Fatahillah masih ditutup akibat pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menganalisis lonjakan kasus baru virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) di Tanah Air sebanyak 3.622 pada Kamis (3/9) kemarin karena efek libur panjang. Banyaknya kasus baru bahkan memecah rekor baru membuat Satgas Penanganan Covid-19 khawatir.

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, 3.622 kasus baru Covid berasal dari beberapa provinsi. Pertama adalah DKI Jakarta yaitu 1.359 kasus kemudian Jawa Timur sebanyak 377 kasus, Jawa Tengah 242, dan Jawa Barat 238 kasus.

Baca Juga

"Kondisi ini cukup mengkhawatirkan. Kita sudah enam bulan berjuang menghadapi pandemi ini dan dihadapkan kasus yang semakin lama semakin tinggi," ujarnya saat mengisi konferensi virtual Asupan Gizi Masyarakat di Tengah Pandemi, Jumat (4/9).

Pihaknya menganalisis, ledakan kasus terjadi karena salah satunya akibat libur panjang yang baru saja dilewati yaitu kemerdekaan Indonesia dan Tahun Baru Islam. Menurutnya, momen liburan ini dimanfaatkan masyarakat pergi ke tempat wisata dan tidak menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin.

Akibatnya masyarakat terinfeksi dan terlihat kasusnya meningkat drastis saat ini. "Ini menjadi pelajaran buat kita semua dengan kondisi yang ada," katanya.

Ia meminta protokol kesehatan benar-benar ditegakkan. Misalnya dengan penggunaan masker harus tepat digunakan menutupi batang hidung, pipi, sampai dagu. Wiku meminta pastikan anggota tubuh ini selalu tertutup dengan baik. Saat membuka masker juga harus dengan cara yang tepat yaitu dipegang talinya dan selalu mencuci tangan sebelum dan setelah melepasnya.

Ia menegaskan hal tersebut penting dilakukan untuk memastikan tidak menyentuh bagian yang potensial terkontaminasi. "Kemudian selalu disiiplin menjaga jarak. Memang kadang-kadang kita sadar menjaga jarak, tetapi kenyataannya saat makan siang ternyata menjaga jaraknya tidak dipenuhi," jelas Wiku.

Hal-hal seperti ini penting dilakukan dengan disiplin karena di tempat liburan inilah akhirnya masyarakat bisa tertular. Risiko semakin tinggi terutama saat bersama dengan keluarga yang menjadi kelompok rentan seperti orang tua dan ibu hamil yang punya risiko tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement