Jumat 04 Sep 2020 20:20 WIB

Asma Nadia: Jangan Berpesta Dulu Sebelum Situasi Terkendali

Jangan buka pintu yang seharusnya masih ditutup hanya karena ingin berpesta.

Asma Nadia
Foto:

Kasus terus meroket. Korban terus berjatuhan. Vaksin yang mumpuni belum dalam genggaman.

Benar ada hal-hal yang terpaksa kita longgarkan karena pertimbangan tuntutan ekonomi. Namun, ini bentuk keterpaksaan, untuk kemaslahatan. Jangan sampai terjadi pintu-pintu yang seharusnya masih ditutup, kemudian dibuka hanya semata karena kita ingin berpesta terlalu cepat.

Membuka car free day yang sekadar untuk hiburan dan menghilangkan penat, membuka sekolah padahal situasi masih riskan, membuka fasilitas umum dan hiburan yang sebenarnya belum mendesak adalah kelonggaran yang sebaiknya tak dilakukan dulu. Apalagi, jika di atas kertas saja sudah terbayang kemudharatannya lebih besar dari kemanfaatannya.

Namun, hiburan penting, perasaan bahagia mendatangkan imunitas. Kilah sebagian orang. Terkait ini perkenankan saya mengutip respons dari psikiatrik yang sempat saya baca.

Menurut dia, senang tidak berarti imunitas naik dan cemas tidak lantas membuat imuni tas buruk. Sebab kenyataannya, tidak sesederhana itu. Cemas pun punya fungsi baik jika pada porsinya, seperti juga perasaan senang.

Pendeknya, jangan musuhi cemas dan bergantung cuma pada rasa senang. Kebijakan dan langkah saat ini, baik dari elemen terkecil masyarakat hingga pucuk pimpinan, harus mengacu pada penegakan berdasarkan yang dibutuhkan walau tak menyenangkan semua.

Sebab berbagai pihak, termasuk segenap rakyat Indonesia, tidak boleh kehilangan fokus dan ikhtiar terbaik untuk menjadi negeri juara. Negeri yang sanggup melewati masa pandemi dengan kepala tegak karena telah melakukan segalanya seterbaik yang kita bisa, termasuk menunda perayaan apa pun, sebelum situasi benar-benar pulih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement