REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Budayawan Sumatera Selatan mengajak masyarakat melestarikan sarana transportasi air tradisional agar bisa diketahui dan dinikmati oleh generasi muda yang hidup di zaman modern sekarang ini.
"Sekarang ini masih ada beberapa jenis sarana transportasi air tradisional yang digunakan masyarakat di perairan Sungai Musi Palembang dan anak sungai di beberapa kabupaten dalam wilayah Sumsel," kata salah seorang budayawan dan pembina adat Sumsel Saudi Berlian ketika menjadi pembicara pada webinar sarana transportasi tradisional di Palembang, Kamis (3/9).
Sarana transportasi air paling utama seperti rakit, perahu dengan jenis dan pengembangannya perlu dilestarikan untuk menunjang berbagai aktivitas masyarakat di wilayah perairan dan mempertahankan keberadaan warisan budaya.
Dia menjelaskan, perahu dan rakit sebagai manifestasi masyarakat akuarian atau masyarakat yang cenderung pada air di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu.
Masyarakat akuarian dan tradisi maritim menjadi unsur utama pembentukan tradisi sosial dan budaya di Sumsel pada masa lalu.
Pertimbangan lokasi permukiman, pola pikir, sumber ekonomi dan prasarana transportasi dalam banyak hal kompatibel dengan jaringan dan sistem maritim yang berpusat pada air, katanya.
Koleksi museum negeri Balaputra Dewa Palembang memiliki tiga jenis perahu yang disebut perahu lesung, perahu tambang, perahu model.
Perahu lesung sampai sekarang masih ditemukan di beberspa tempat di Sumsel seperti Kabupaten Ogan Ilir, dan Ogan Komering Ilir.
Sebagai perahu jalur perkembangan perahu lesung sekarang ini bisa dilihat pada perahu bidar standar 26 meter yang biasa digunakan untuk lomba perahu bidar pada setiap peringatan HUT RI.
Perahu lesung merupakan transportasi di perairan sungai yang cukup dalam dalam dengan menggunakan dayung dan berkembang ditambah kemudi.
Kemudian perahu model secara bentuk memiliki wujud campuran antara perahu jenis dangkuk dan lancang.
Perahu dangkuk digunakan sebagai sarana angkutan material, hasil alam, dan angkutan barang.
Sedangkan perahu lancang digunakan untuk angkutan orang dan barang dengan jarak sedang, kata budayawan yang juga Pengurus Dewan Pembina Adat Sumsel itu.