REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masyarakat Jawa Barat diimbau tetap waspada dan disiplin menerapkan protokol Covid-19. Pasalnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 terus meningkat.
Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, ruang-ruang isolasi di rumah sakit rujukan Covid-19 di Provinsi Jawa Barat hampir separuhnya penuh. Karena, kenaikan kasus Covid-19 di Jabar kini mengalami lonjakan. Akibatnya, tingkat keterisian ruang isolasi di RS rujukan Covid pun meningkat hingga 40 persen.
"Ada kenaikan secara tren klaster baru kami temukan, sehingga kapasitas ruangan isolasi di rumah sakit sekarang ada di angka 40-an persen tadinya kita stabil di angka 30-an, tapi sudah satu bulan agak naik," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Kamis (3/9).
Emil mengatakan, kondisi tersebut mengindikasikan kenaikan kasus Covid-19 berbanding lurus dengan pergerakan masyarakat menyusul penerapan adaptasi kebiasaan baru (ABK) di Provinsi Jabar. "Jadi, AKB ini pemulihan ekonomi. Memang tidak bisa dihindari dan tidak kita duga. Tidak mungkin pergerakan dinormalisasi terus kasus turun, dari awal kita tidak melihat arahnya ke sana, yang kita harapkan adalah ekonomi jalan, tapi naiknya itu dalam kategori terkendali lah," paparnya.
Namun, Emil itu juga memberikan kabar baik bahwa tingkat kematian akibat Covid-19 di Jabar sangat rendah. Bahkan, dalam sepekan terakhir, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia hanya tercatat satu orang. "Penyembuhan juga naik, cuma kita masih belum puas dengan kecepatannya karena 4.000-an yang aktif dan 6.000-an yang sembuh. Idealnya itu kan berarti 60 berbanding 40-an lah ya," katanya.
Saat ditanya apakah saat ini Provinsi Jabar dalam kondisi terkendali, Emil enggan memberikan jawaban tegas. "Kalau aman mah belum, tapi susah saya mendefinisikan kalimatnya ya, tapi intinya kami masih masuk kategori yang terkendali lah," katanya.