Kamis 03 Sep 2020 18:18 WIB

Sumbang Angka Covid-19 Tertinggi, DKI Diminta Lakukan Ini

Hingga kemarin, kasus aktif di DKI sebanyak 21,57 persen atau 9.069 kasus. 

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Ratna Puspita
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Provinsi DKI Jakarta menyumbang tertinggi kasus covid-19 pada hari ini yakni sebanyak 1.359 dari 3.622 kasus harian nasional. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito pun meminta Pemprov DKI Jakarta agar memperketat penegakan disiplin masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan.

“Untuk yang tidak perlu ke luar rumah agar tetap di dalam rumah agar tidak timbul penularan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah kasus,” ujar Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (3/9).

Baca Juga

Ia menjelaskan, kasus di Ibu Kota terus mengalami peningkatan tiap pekannya. Hingga hari ini, kasus akumulatif di Jakarta sudah mencapai 43.400. 

Wiku menyebut, per 2 September kemarin, jumlah kasus aktif di DKI Jakarta sebanyak 21,57 persen atau 9.069 kasus. Sedangkan kasus sembuh sebesar 75,5 persen dan kasus kematian sebesar 2,92 persen.

“Dengan angka tersebut DKI Jakarta termasuk ke dalam provinsi dengan kasus sembuh yang tinggi, yaitu 75 persen dan kasus meninggal yang rendah di bawah 3 persen, sedangkan kasus aktif 21,57 persen,” kata dia.

Ia memerinci, jumlah kasus tertinggi di DKI Jakarta ada di Jakarta Selatan, disusul Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan terendah di Kepulauan Seribu. Sedangkan jumlah kematian akumulatif tertinggi di Jakarta Pusat yang sebanyak 314, Jakarta Timur sebanyak 236, Jakarta Barat sebanyak 233, Jakarta Selatan dengan 215 kasus, dan Jakarta Utara melaporkan 167 kasus.  

Wiku mengatakan, dari aspek zona risiko dari lima kota di DKI, yaitu Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur, masih berada di zona merah atau risiko tinggi. Sedangkan Kepulauan Seribu masuk dalam kategori zona kuning atau risiko rendah. 

Di sisi lain, Wiku mengatakan, meskipun kasus covid di Jakarta terus mengalami peningkatan, hal ini juga didukung oleh kapasitas pemeriksaan laboratorium yang semakin meningkat dan telah melebihi standar minimal WHO yakni 1/1000 populasi per minggu. Per 2 September kemarin, jumlah orang yang diperiksa di DKI Jakarta pun tercatat sebanyak 652.021.

“Jakarta harus tetap menjaga kinerja testing ini agar dapat memantau mengetahui jumlah sebenarnya yang ada kasusnya di Jakarta,” ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement