REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus yang terkonfirmasi positif di Kota Yogyakarta bertambah 12 kasus baru pada 2 September 2020 ini. Dua kasus baru di antaranya merupakan kasus dari klaster Warung Soto Lamongan, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta.
Sementara, Pemerintah Kota Yogyakarta sebelumnya juga telah melaporkan 11 kasus dari klaster tersebut. Artinya, total sudah ada 13 kasus positif yang dilaporkan dari klaster Warung Soto Lamongan.
"Itu (dari 12 kasus baru positif di Yogyakarta) ada dua kasus baru dari Soto Lamongan," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi, Rabu (2/9).
Selain dari klaster Soto Lamongan, juga ada dua kasus baru yang merupakan kasus toko kelontong di Lempuyangan, Yogyakarta. Dua kasus baru ini merupakan keluarga pedagang toko kelontong yang sudah dinyatakan positif pada 29 Agustus lalu.
"Dua kasus baru yang dilaporkan pada 2 September ini di Kota Yogyakarta dari toko kelontong. Dua kasus dari Soto Lamongan dan selebihnya dari beberapa kasus lainnya," ujar Heroe.
Heroe menjelaskan, pedagang kelontong yang dinyatakan positif pada 29 Agustus tersebut, sudah meninggal pada 26 Agustus. Artinya, pedagang kelontong ini meninggal dunia sebelum keluarnya hasil laboratorium dari tes swab Covid-19 yang dijalani.
Untuk itu, pihaknya pun melakukan tracing terhadap anggota keluarga pedagang kelontong tersebut. Ada empat anggota keluarganya yang sudah menjalani tes swab.
Heroe menyebut, swab terhadap empat anggota keluarga pedagang kelontong ini dilakukan pada 30 Agustus 2020 lalu. Sementara, hasil laboratorium baru keluar tiga orang di antaranya.
Hasil laboratorium dari tiga orang tersebut keluar pada 1 September 2020 sore kemarin. Namun, hanya dua orang yang dinyatakan positif Covid-19 dan satu orang lainnya dinyatakan negatif Covid-19.
"Ada yang meninggal pedagang kelontong, terus kita swab keluarganya empat orang. Hasilnya dua orang positif, satu orang negatif dan satu orang belum ada hasilnya," jelasnya.
Selain keluarga, Heroe menyebut, pihaknya juga melakukan tracing lebih lanjut terhadap kontak erat dari pedagang kelontong yang sudah meninggal dunia tersebut. Termasuk melakukan pelacakan terkait riwayat interaksi dan mobilitasnya.
"Toko kelontong sudah diminta tutup. (Masyarakat) Sudah otomatis mereka melakukan isolasi mandiri bagi yang pernah membeli di toko kelontong tersebut. (Isolasi dilakukan) Sembari menunggu hasil proses tracing," katanya.