REPUBLIKA.CO.ID,PAMEKASAN -- Akademisi dari Institut Agama Islam (IAN) Al-Khairat, Pamekasan, Jawa Timur Matnin, M.EI menilai, kebijakan pemerintah mendorong pemberdayaan peternak ayam lokal di wilayah itu efektif dalam berupaya memulihkan perekonomian masyarakat saat wabah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
"Dibutuhkan upaya berkesinambungan, saling terkait, dan saling membantu dalam menguatkan kembali perekonomian yang akhir-akhir ini melemah akibat pandemi Covid-19," katanya Selasa (1/9), menanggapi kebijakan Pemkab Pamekasan yang meminta agar para pengusaha restoran dan kuliner memberdayakan para peternak ayam lokal di wilayah itu.
Matnin menilai, kebijakan Pemkab Pamekasan yang meminta agar pengusaha restoran dan kuliner membeli daging ayam dari peternak ayam lokal di Pamekasan merupakan upaya menciptakan iklim perputaran uang terpusat, sehingga pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan daya beli masyarakat sekitar.
Dosen Ilmu Ekonomi Islam pada Fakultas Syariah IAI Al-Khairat ini lebih lanjut menyatakan, upaya berkesinambungan, saling terkait dan saling membantu merupakan salah satu penunjang dalam memajukan dan menguatkan ekonomi masyarakat.
Mantan Ketua Bidang Komunikasi Umat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pamekasan ini mendasarkan argumantasinya itu pada teori sustainable development, yakni satu 13 teori pertumbuhan ekonomi dalam konsep pembangunan.
Gagasan pokok pada teori ini menyebutkan, bahwa pengelolaan potensi terpadu lintas elemen yang saling menguntungkan, menjadi pemicu dalam menguatkan dan menggerakkan perekonomian, di samping kemampuan dan manajemen yang memadai.
Hanya saja, komitmen atau niat dari masing-masing elemen untuk saling membantu yang didasarkan pada kesepakan saling menguntungkan harus terbangun dengan kuat, sehingga para pihak akan merasa saling diuntungkan.
Penguatan di masing-masing kelompok, juga penting untuk dilakukan, karena akan menjadi motor penggerak dalam kerja sama tersebut, sehingga para pihak yang bekerja sama, tidak hanya mengatas namakan diri pribadi, akan tetapi kelompok atau komunitas dari para pihak.
"Jika tekanannya disatu pihak adalah pengusaha restoran dan kuliner, maka di pihak peternak adalah para peternak, dalam hal ini adalah komunitas peternak atau katakannya paguyuban peternak yang ada di Pamekasan ini," katanya.
Selain itu, yang juga tidak kalah pentingnya untuk dipersiapkan secara matang pendataan dasar tentang permintaan dan penawaran (supplay and demand), sebab keseimbangan antara keduanya, akan mewujud dalam bentuk harga jual dan harga beli yang seimbang, pantas, tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah.
"Banyaknya pengusaha restoran dan pengusaha kuliner di Pamekasan yang selama ini terpaksa membeli ayam ke daerah lain untuk kebutuhan menu makanan yang mereka jual, karena ketersediaan daging ayam di luar Pamekasan melimpah, sedangkan disini kurang," katanya.
Oleh karenanya, sambung dia, selain penting untuk mendata potensi, juga perlu dilakukan komunikasi antara jumlah kebutuhan dan barang yang tersedia, sehingga dengan cara itu, antara supplay and demand akan seimbang yang pada akhirnya akan terwujud harga yang seimbang pula.
"Dinas atau instansi terkait di Pamekasan perlu memediasi hal ini, sehingga kebijakan yang dikeluarkan tidak hanya pada tataran ide, akan tetapi lebih implementatif," kata dosen yang juga pengurus Lembaga Amil Zakat Muhammadiyah (Lazismu) Pamekasan ini.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkab Pamekasan Achmad Sjaifudin mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran, Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Pamekasan dan Kepala Pasar Tradisional yang tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten Pamekasan.
Dalam Surat Edaran Nomor: 050/385/432.322/2020 tentang Penggunaan Produk Peternak Ayam Lokal tertanggal 27 Agustus 2020 Disperindag mengimbau kepada para pengusaha restoran dan kuliner agar menggunakan daging ayam dari peternak ayam lokal untuk sajian menu makanan daging olahan.
Selain dalam rangka mendukung program cinta produk lokal yang telah dicanangkan pemerintah pusat, program ini juga dalam rangka mensukseskan program Bupati Pamekasan Baddrut Tamam dan Wakilnya Raja'e melalui gerakan berbelanja kepada toko tetangga.
"Bagi kami, gerakan pemerintah pusat dan gerakan yang dicanangkan oleh Bupati Pamekasan Baddrut Tamam tentang gerakan berbelanja ke toko tetangga, sangat efektif. Selain bernilai ekonomis, juga ada nilai kemanusiaan, yakni peduli pada tetangga," katanya.
Apalagi, sambung dia, Achmad, di era pandemi Covid-19 ini, berbelanga kepala tetangga sendiri, atau menggunakan produk lokal lebih aman dibanding harus berbelanja keluar daerah.
"Jadi, imbauan agar memanfaatkan ayam lokal ini juga termasuk bagian dari upaya pencegah Covid-19, di samping memang punya nilai ekonomis," katanya.
Namun menurut Dosen Ilmu Ekonomi Islam IAI Al-Khairat Matnin, M.IE, kebijakan baik Pemkab Pamekasan dalam berupaya menghidupkan kembali perekonomian masyarakat yang melemah akibat Covid-19 tersebut, perlu juga dikomunikasikan dengan instansi dinas lain, seperti dinas peternakan dan pertanian.
"Sebab, dengan upaya terpadu dan melibatkan instansi dinas lain, dan kelompok lainnya juga, akan lebih padu dan lebih kuat, dan yang jelas daya endusnya juga akan lebih kuat," katanya, menjelaskan.