Senin 31 Aug 2020 02:27 WIB

Kemenristek Dorong Inovasi Guna Hadapi Covid-19

Kemenristek tengah mengembangkan suplemen berbasis herbal untuk daya tahan tubuh

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Gita Amanda
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro usai meresmikan penyerahan mobilelab safety 2 di Kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Ahad (30/8).
Foto: Republika/Abdurrahman Rabbani
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro usai meresmikan penyerahan mobilelab safety 2 di Kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Ahad (30/8).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) terus mendorong inovasi-inovasi guna menghadapi pandemi virus Covid-19. Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengaku inovasi tersebut dalam tahap pengembangan.

“Inovasi dari Kemenristek yang sudah diproduksi dalam jumlah besar adalah rapid test. Bahkan sekarang sudah masuk generasi keduanya yang tentu lebih informatif dan akurat,” katanya usai meresmikan penyerahan mobilelab safety 2 di Kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Ahad (30/8).

Baca Juga

Selain itu, pihaknya kini juga tengah membuat inovasi lain sebagai alternatif dari Polymerase Chain Reaction (PCR) Test. Bambang berharap alat tes yang tengah dikembangkan ini akurasinya bisa setara dengan PCR Test.

Bambang mengaku kini tengah mengembangkan sejenis suplemen berbasis herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh yakni imunomodulator. Kini suplemen tersebut tinggal menunggu izin dari BPOM untuk peredarannya.

“Ini sedang menunggu dari BPOM mengenai imunomodulator yaitu suplemen untuk meningkatkan pertahanan tubuh terhadap Covid-19,” jelasnya.

Inovasi lain yang tengah dikembangkan Kemenristek yakni vaksin merah putih. Bambang menjelaskan saat ini diperkirakan persentase perkembangan pengembangan vaksin merah putih sekitar 40 persen dari seluruh proses.

Riset dan pengembangan vaksin Merah Putih dipimpin oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dengan menggandeng sejumlah pihak dan institusi termasuk PT Bio Farma. Untuk mempercepat diperolehnya vaksin, pemerintah Indonesia menjalin kerja sama dengan pihak luar negeri dan mengembangkan vaksin buatan sendiri.

Bambang berharap uji klinis vaksin merah putih bisa dimulai pada awal tahun 2021. Setelah menujukkan hasil baik, maka akan segera dilakukan produksi dengan skala besar.

“Kita berharap upaya ini tahun depan sudah menunjukkan hasil baik melalui uji klinis yang kita harapkan bisa berlangsung awal tahun depan maupun produksi skala besar yang kita harapkan bisa dilakukan setelah uji klinis satu sampai tiga selesai," katanya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement