Jumat 28 Aug 2020 18:40 WIB

Awak Kabin Dilecehkan, Ini Sikap Garuda Indonesia

Pelecehan itu dilakukan oleh salah satu penumpang dalam penerbangan Biak-Jayapura.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Agus Yulianto
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah seorang awak kabin maskapai Garuda Indonesia mengalami pelecehan. Pelecehan itu dilakukan oleh salah satu penumpang dalam penerbangan Biak-Jayapura, Jumat (28/8) dengan nomor penerbngan GA 650. 

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memastikan, sangat berkomitmen memberikan perhatian dukungan penuh bagi awak kabin yang mengalami tindakan pelecehan ketika menjalankan tugas. "Kami sangat menyesalkan dan menaruh perhatian sangat serius terhadap peristiwa tersebut," kata Irfan dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (28/8). 

garuda

 

Irfan memastikan, setelah peristiwa pelecehan tersebut terjadi, Pilot in Command (PIC) pada penerbangan tersebut kemudian melaporkan kepada pihak berwajib di Bandara Sentani, Jayapura. Laporan dilakukan kepada Kepolisian Kesatuan Pelaksana Pengawasan Pelabuhan Udara (KP3U) dan Aviation Security (Avsec).

"Penumpang yang melakukan tindakan tersebut kemudian dijemput di dalam pesawat oleh pihak Avsec dan KP3U ketika pesawat mendarat di Bandara Sentani untuk menjalani proses pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak berwajib," Ujar Irfan. 

Irfan memastikan, Garuda tetap mengedepankan etika kesantunan dan pelayanan bermartabat dalam seluruh lini operasionalnya. Untuk itu, dia mengatakan, akan mendukung terhadap karyawan yang mengalami tindakan tidak menyenangkan ketika sedang bertugas. 

"Hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan dalam memastikan hak karyawan untuk mendapatkan keamanan dan kenyamanan selama bekerja dapat terpenuhi dengan baik," ujar Irfan. 

Irfan mengharapkan, hal tersebut dapat menjadi pembelajaran bersama bagi seluruh pihak untuk terus membangun kesadaran atas pentingnya mengedepankan etika kesantunan dalam menggunakan moda transportasi publik. Dia menilai, hal tersebut menjadi tanggung jawab bersama tanpa memandang status sosial, pangkat maupun jabatan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement