REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Kegiatan Sekolah Lapang IPDMIP yang digelar di Desa Singgahan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, diikuti juga oleh sejumlah petani milenial. Kegiatan ini dihadiri Tim DPIU IPDMIP Kabupaten Madiun, Kejaksaan Negeri Madiun, Korkab IPDMIP Madiun, On Granting Officer dan koordinator BPP serta 25 orang peserta.
Menariknya, dari total 25 orang peserta, delapan di antaranya perempuan, dan lebih dari separuhnya adalah petani muda yang berasal dari beberapa kelompok tani dari sekitar wilayah Daerah Irigasi (DI) Sedah. Pemandu lapang kegiatan ini adalah Bambang Rian, yang juga koordinator BPP Kecamatan Kebonsari.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan program IPDMIP diharapkan mengatasi berbagai kendala dan upaya dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Oleh karena itu, program IPDMIP dirancang untuk meningkatkan nilai pertanian irigasi berkelanjutan, dengan harapan dapat meningkatkan ketahanan pangan dan sumber penghidupan di perdesaan.
"Semua insan pertanian harus berpikir dan berupaya keras untuk maju. Dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan penyuluh dan petani, maka peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani sebagai pelaku utama pertanian akan terjadi. Dan hal ini turut didukung IPDMIP," katanya, Kamis (27/8).
Salah satu kegiatan dalam program IPDMIP ini adalah Sekolah Lapangan (SL), yang merupakan proses pembelajaran non-formal bagi para petani. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengenali potensi, menyusun rencana usaha tani. Termasuk identifikasi masalah dan pemecahannya, mengambil keputusan serta menerapkan usaha tani yang lebih baik.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengapresiasi keterlibatan petani milenial di SL IPDMIP.
"Sebab, dari jumlah petani kita sebanyak 33,4 juta orang, sekitar 30,4 juta orang atau 91 persen merupakan petani generasi tua yang usianya mendekati 50 tahun hingga 60 tahun. Kita butuh regenerasi. Jika tidak dalam 5 sampai 10 tahun mendatang kita bisa kekurangan petani," katanya.
Dedi menambahkan, petani muda atau yang biasa disebut milenial, mutlak harus terus bertambah jumlahnya. Sebab, generasi muda akan lebih dekat dengan teknologi sehingga akan muncul banyak inovasi yang bisa meningkatkan produktivitas da kesejahteraan usaha bidang pertanian.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Madiun yang diwakili Parna, yang juga DPIU IPDMIP Kabupaten Madiun, mengatakan tujuan sekolah lapang pertanian ini adalah peserta bisa mengadopsi apa yang dipelajari.
"Dan tentunya bisa diterapkan di lahan masing-masing serta mampu mengajak petani disekitarnya untuk melakukan usahatani yang baik dan benar. Selain itu perserta SL bisa menyampaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi untuk dibahas dan dicarikan jalan pemecahannya bersama, juga diharapkan petani waspada terhadap hama wereng coklat yang saat ini sedang meningkat populasinya ditekankan pada teknik pengendalian yang efektif dan benar," katanya.