Kamis 27 Aug 2020 17:29 WIB

Penanganan Tumpahan Minyak di Kepulauan Seribu Kelar

Tumpahan minyak mentah terjadi di Pulau Untung Jawa, Tidung, dan Pari.

Rep: Muhamad Ubaidillah/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas membawa sisa tumpahan minyak di perairan Kabupaten Kepulauan Seribu, Kamis (27/8).
Foto: Sudin LH Kepulauan Seribu
Petugas membawa sisa tumpahan minyak di perairan Kabupaten Kepulauan Seribu, Kamis (27/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Proses pembersihan tumpahan minyak di perairan Kabupaten Kepulauan Seribu sudah selesai pada Kamis (27/8). Proses penanganan berarti membutuhkan waktu dua pekan lebih.

Saat ini, limbah sedang dalam proses identifikasi untuk dibawa ke Kabupaten Karawang guna dimusnahkan. Kelapa Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH), Kepulauan Seribu, Djoko Rianto Budi Hartono mengatakan, proses pembersihan terakhir dilakukan pada Kamis.

Tahapan selanjutnya adalah proses identifikasi untuk pembuatan berita acara. Kemudian, dibawa ke pabrik pengolahan limbah untuk dihancurkan. "(Limbah) enggak dihancurkan di sini (Kepulauan Seribu), tapi dibawa PHE OSES ke Karawang dihancurkan, biar enggak merusak lingkungan," kata Djoko saat dihubungi Republika, Kamis (27/8).

Media dan Relations Manager PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Yudy Nugraha, mengatakan proses pembersihan sudah selesai, dan limbah yang terkumpul dibawa ke pabrik pengelola limbah untuk dihancurkan. "Sementara sudah selesai, semoga tidak ada lagi. Limbah yang sudah dikumpulkan segera di angkut ke tempat pengelola limbah," katanya.

 

Tumpahan minyak terjadi di perairan Kepulauan Seribu, tepatnya di Pulau Untung Jawa dan Tidung, Senin (11/8). Namun, jumlah tumpahan lebih banyak terjadi di Pulau Pari, yang baru diketahui pihak berwenang pada Selasa (11/8). Untuk di Pulau Tidung dan Untung Jawa tersebar hanya sedikit dan titik-titik kecil, sedangkan di Pulau Pari memanjang hingga dua kilometer. Petugas akhirnya mengumpulkan tumpahan minyak mentah di 470 karung.

VP Relations Pertamina Hulu Energi (PHE), Ifki Sukarya mengatakan, PT Pertamina belum mengetahui sumbernya kebocoran minyak. Menurut dia, sumur YYA-1 di Karawang yang pernah bocor sudah ditutup sejak 21 September 2019, dan kini tidak lagi beroperasi.

"Untuk saat ini, kita sudah berkoordinasi dengan pemkab, dan KSOP (Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Kepulauan Seribu), dan yang paling penting pembersihan terlebih dahulu," kata Ifki kepada Republika kala itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement