REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Para petugas pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 di RSUD dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya masih belum menerima insentif atas pekerjaan mereka selama masa pandemi. Insentif yang awalnya dijanjikan akan cair pada Senin (24/8) harus ditunda lantaran masalah administrasi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatkan, pihaknya menerima laporan dari manajemen RSUD dr Soekardjo belum bisa menyalurkan insentif kepada petugas pemulasaraan. Sebab, pihak RSUD harus menyiapkan payung hukum untuk pencarian insentif terlebih dahulu.
"Pihak rumah sakit tak ingin mengeluarkan anggaran dengan serampangan. Karena itu harus ada legal standing-nya untuk mekanisme dan besaran insentif yang diberikan. Jadi ada penundaan dari semula dibayar Senin," kata dia, Rabu (26/8).
Uus mengatakan, penundaan ini terjadi semata-mata karena alasan administrasi. Sebab, harus dipastikan terlebih dahulu orang yang berhak menerina dan besaran insentif yang akan diberikan.
Menurut dia, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya akan terus berkoordinasi dengan manajemen RSUD dr Soekardjo agar aturannya dapat cepat diselesaikan. "Kita harap minggu ini sudah selesai, sehingga bisa cepat cair dan tidak ada masalah di kemudian hari nanti terkait pembayarannya," kata dia.
Menurut Uus, insentif untuk petugas pemulasaraan jenazah Covid-19 RSUD dr Soekardjo awalnya akan diambil dari anggaran manajemen rumah sakit. Namun, ada juga rencana untuk dianggarkan dari biaya tak terduga (BTT) APBD Pemkot Tasikmalaya.
Dengan adanya penundaan pencairan insentif, Uus meminta para petugas tetap menjalankan tugasnya dengan baik. Pihaknya akan terus berusaha agar insentif itu dapat segera dicairkan.
"Kita inginnya minggu ini dapat terselesaikan. Namun, meski tertunda, ini sudah mendapat atensi khusus dari Wali Kota," kata dia.
Sebelumnya, tim pemulasaraan jenazah Covid-19 RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya mengeluarkan isi hati mereka dalam baju hazmat yang mereka digunakan, pada Kamis dini hari. Ketika mereka sedang mengurus pemakaman jenazah salah satu pasien suspek Covid-19, baju mereka bertuliskan sejumlah kalimat curhat.
Dalam baju hazmat mereka, terdapat tulisan-tulisan seperti "KERJA TANPA UPAH", "KAPAN KAMI CAIR", "IRAHA (KAPAN) CAIR INSENTIF?, "PERHATIKAN KAMI", "ENGGAL CAIR HOYONG KAWIN (CEPAT CAIR MAU MENIKAH)". Tulisan-tulisan itu dibuat sebagai bentu protes lantaran insentif mereka selama menangani jenazah pasien Covid-19 belum juga cair.