REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Sedikitnya empat desa yang tersebar di empat kecamatan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mulai kesulitan air bersih. Warga di desa tersebut mendapat bantuan dari BPBD setempat guna memenuhi kebutuhan air warga untuk keperluan memasak dan MCK.
Kepala Pelaksana BPBD Tulungagung Suroto menjelaskan masing-masing desa di pedalaman yang mengalami kekeringan mendapat jatah air bersih dua rit (dua tangki ukuran 5.000 liter) per hari. "Kami suplai setelah mendapat permintaan dari pihak desa yang membutuhkan," katanya, Selasa (25/8).
Potensi kekeringan diperkirakan bakal meluas mengingat musim kering masih akan terjadi hingga akhir Oktober. Daerah-daerah rawan kekeringan biasanya tersebar di lima kecamatan. Mulai dari Kecamatan Pucanglaban, Pagerwojo, Kalidawir, Rejotangan, serta Besuki.
Menurut Suroto, krisis air bersih di beberapa desa tersebut sebenarnya bukan murni karena kondisi lingkungan yang mengalami kekeringan parah. Agustus ini, kendati sudah masuk fase kemarau, namun hujan dengan intensitas sedang masih beberapa kali terjadi.
"Selain memang ketersediaan air bawah tanah menurun, kesulitan air bersih di desa-desa ini juga dipicu oleh matinya pompa-pompa HIPAM akibat masalah teknis," ujarnya.
Puncak kekeringan diperkirakan terjadi pada September-Oktober.