REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, sektor pertanian tumbuh di tengah pandemi Covid-19 dan menyumbang pertumbuhan perekonomian. Bahkan, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis PDB sektor pertanian tumbuh sebesar 16,24 persen secara nasional.
Menurutnya, pertumbuhan sektor pertanian ini merupakan waktu yang tepat untuk pencanangan gerakan diversifikasi pangan lokal, khususnya DIY. Terutama pangan lokal non beras yang menjadi komoditas di tiap daerah.
Sehingga, tiap daerah di Indonesia memiliki kesempatan mengembalikan tradisi olah pangan lokal yang menjadi komoditas masing-masing daerah.
"Berbagai masyarakat di daerah tentu mempunyai tradisi lokal dalam menangani keamanan pangan, yang selama ini cenderung dilupakan atas nama modernisasi pertanian," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.
Untuk itu, pemerintah juga berperan untuk memfasilitasi terwujudnya diversifikasi pangan lokal ini. Sebab, kata Sultan, esensi dan eksistensi tiap daerah berpotensi mewujudkan ketahanan dan diversifikasi pangan.
Ia menuturkan, perlu ada jaringan yang lebih erat antar kabupaten dan kota se-DIY. Sehingga, dapat dilakukan silang produk pertanian antar kabupaten dan kota."Ketika banyaknya kendala ekspor dan impor di sektor lain, inilah momentum yang tepat untuk sektor agro bangkit dengan memanfaatkan terbukanya peluang dalam mengakselerasi pertumbuhannya," ujar Sultan.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY, Tri Saktiyana mengatakan, diversifikasi pangan lokal penting untuk dilakukan. Hal ini dengan tujuan memberikan perhatian lebih pada produk pangan selain beras.
Menurutnya, diversifikasi pangan lokal dapat diwujudkan salah satunya dengan memanfaatkan hadirnya tren hidup sehat. Tren ini yang menjadikan konsumsi makanan non beras lebih diutamakan. "Melalui gaya hidup sehat ini, kita dorong konsumsi makanan non beras agar ketergantungan pada beras bisa turun, meski produksi beras tetap ditingkatkan," katanya.