REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melihat penemuan kasus baru Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) bukanlah kabar buruk, melainkan sesuatu yang menggembirakan. Karena itu, kata dia, persepsi masyarakat Jakarta dalam melihat kasus Covid-19 perlu ditata ulang.
"Kita bangun kesadaran sama-sama. Sering kali kalau dengar ditemukan kasus positif, diasosiasikan sebagai kabar buruk," kata Anies di Jakarta, Kamis.
Menurut Anies, dengan penemuan kasus baru, maka bisa dilakukan isolasi sehingga risiko penularan wabah semakin kecil. Sesungguhnya temuan kasus positif dalam kondisi wabah artinya kabar baik.
"Karena kalau tidak ditemukan, mereka bepergian ke mana-mana menularkan wabah," katanya.
Sejauh ini, Anies mengklaim pihaknya gencar melakukan pelacakan kasus Covid-19 dengan menyasar 40 ribu penduduk Jakarta per pekan. Jumlah yang disasar di atas standar yang diberikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sehingga tidak heran jika kasus harian di Jakarta meningkat tajam.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menjelaskan apabila pelacakan terhadap warga pengidap penyakit menular itu dilakukan sekadarnya saja, maka akan berimbas fatal. Apalagi saat ini sebagian besar kasus baru yang ditemukan adalah orang tanpa gejala.
"Karena dikejar, maka ketemu. Karena ketemu, angka positif jadi tinggi. Kalau mereka tidak ketemu sedang berkeliling tanpa sadar karena 2/3 tidak bergejala. Tapi kalau ketemu dengan orang tua, ketemu dengan orang yang punya penyakit bawaan, tertular, maka efeknya fatal," katanya.