Kamis 20 Aug 2020 19:04 WIB

Satgas Puji Bali yang Sukses Tekan Kasus Covid-19

Bali sigap menyusun langkah-langkah pencegahan penularan Covid-19.

Rep: Sapto Andika Candra / Red: Ratna Puspita
Umat Hindu menggelar prosesi persembahyangan dengan protokol kesehatan (ilustrasi). Satgas Penanganan Covid-19 memuji Provinsi Bali yang dianggap berhasil menekan laju penularan infeksi virus corona.
Foto: ANTARA /Nyoman Hendra Wibowo
Umat Hindu menggelar prosesi persembahyangan dengan protokol kesehatan (ilustrasi). Satgas Penanganan Covid-19 memuji Provinsi Bali yang dianggap berhasil menekan laju penularan infeksi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Penanganan Covid-19 memuji Provinsi Bali yang dianggap berhasil menekan laju penularan infeksi virus corona. Hal ini terlihat dari grafik penambahan kasus mingguan yang memang terlihat terus menurun sampai pertengahan Agustus 2020 ini.

Puncak penambahan kasus positif Covid-19 di Bali terjadi pada Juli lalu dengan 554 kasus dalam satu pekan. Namun per 16 Agustus, jumlah penambahan kasus positif turun menjadi 286 per pekan. 

Baca Juga

Total kumulatif kasus positif Covid-19 di Bali dilaporkan sebanyak 4.158 orang atau 'hanya' 2,9 persen dari jumlah nasional. Kesuksesan Bali lainnya adalah angka kesembuhan yang mencapai 87,7 persen dari seluruh kasus yang ada di sana. 

Angka ini jauh di atas persentase kesembuhan nasional di angka 68,6 persen. Sedangkan persensase kematian akibat Covid-19 di Bali juga rendah, yakni 1,2 persen. Lebih rendah dari angka nasional, 4,44 persen. 

"Kami melihat apa yang menarik dari Bali, ternyata bali melalui pimpinannya telah membentuk satgas covid bahkan sebelum terbentuknya gugus tugas nasional. Jadi antisipasi ini perlu diapresiasi sehingga kasusnya bisa dikendalikan dengan baik," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Kamis (20/8). 

Pimpinan daerah di Bali, ujar Wiku, juga dinilai sigap dalam menyusun langkah-langkah pencegahan penularan Covid-19. Termasuk, penutupan objek wisata, penghapusan sementara tradisi lokal seperti tajen atau sabung ayam, hingga meniadakan sementara kegiatan adat dan agama. 

"Hal-hal seperti ini telah dilakukan pimpinan di Bali dengan menggerakkan desa adat se-Bali dengan satgas gotong royong, dan melakukan kegiatan sekala niskala. Jadi secara budaya mereka menemukan satu ikatan tertentu untuk bisa ingatkan seluruh warganya terhadap bahaya ini," kata Wiku. 

Selain itu, Wiku juga menyampaikan Pemprov Bali solutif dalam menyediakan hotel dan transportasi bagi tenaga medis yang menangani Covid-19. Bahkan, tempat karantina bagi pekerja migran dan ABK juga disediakan dalam kualitas yang baik. 

"Jadi bagaimana sebuah pulau menjaga masyarakat dan wisatanya untuk investasinya ke depan ini dinilai sangat baik," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement