REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --- Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan membantu memenuhi kebutuhan kuota internet siswa SMA dan SMK untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hingga saat ini, DIY belum memutuskan untuk membuka sekolah.
"Masih kita hitung, tetapi kira-kira satu siswa nanti bisa mendapatkan 8 sampai 10 gigabyte (GB) per bulan," kata Kepala Disdikpora DIY Didik Wardaya saat dihubungi di Yogyakarta, Kamis (20/8).
Kuota internet, diakui Didik, menjadi salah satu kebutuhan pokok siswa untuk bisa mengikuti pembelajaran di masa pandemi. Menurut Didik, program bantuan kuota internet itu bakal dialokasikan dari dana belanja tak terduga (BTT) APBD DIY.
Ia mengatakan, saat ini masih dalam pembahasan untuk menentukan besaran anggaran dengan memetakan penyedia layanan internet yang digunakan oleh para siswa. "Karena kita kan tidak bisa menyeragamkan provider-nya," kata dia.
Meski masing-masing sekolah sebelumnya telah memberikan bantuan kuota internet untuk siswa dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), ia berharap bantuan yang akan dikucurkan dari APBD itu bisa menekan pemanfaatan dana BOS untuk keperluan internet.
"Jadi bantuan dari APBD sifatnya untuk mendampingi dana BOS. Kalau kebutuhan internet diambilkan terus dari BOS kan lama-lama akan ada biaya operasional lain yang harus terkurangi," kata dia.
Didik berharap bantuan itu bisa segera terealisasikan untuk menunjang pembelajaran jarak jauh yang diasumsikan masih berlangsung sampai Desember 2020.
"Belum tahu bulan kapan bisa direalisasikan, yang jelas Agustus ini sedang kami siapkan," kata dia.
Menurut Didik, tidak hanya untuk siswa SMA-SMK, bantuan kuota internet itu juga akan menyasar siswa berkebutuhan khusus yang selama ini mengikuti pembejalaran secara daring. Meski tidak dapat memastikan kapan status tanggap darurat di DIY bakal dicabut, Didik menegaskan, bahwa pembukaan kembali kegiatan pembelajaran tatap muka tetap perlu diputuskan dengan kehati-hatian disertai kajian yang matang.
Didik menyebutkan bahwa prosedur standar operasi (SOP) untuk pelaksanaan praktikum tatap muka telah disiapkan khususnya bagi siswa SMK di DIY. Meski demikian, praktikum bagi siswa SMK harus melalui simulasi di beberapa sekolah terlebih dahulu yang pelaksanaannya menunggu hasil evaluasi perkuliahan tatap muka di perguruan tinggi pada September 2020.
"Yang jelas untuk tatap muka akan kita mulai dari yang paling dewasa dulu," kata Didik.