REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Tim SAR gabungan yang melakukan pencarian hingga hari ketujuh menghentikan pencarian nelayan Muhammadong (35) yang jatuh ke laut dari bagang (sarana tangkap tradisional), meski belum ditemukan.
Kepala Kantor Basarnas Kendari Aris Sofingi di Kendari, Selasa, mengatakan tim SAR gabungan telah melakukan penyisiran di area pencarian sesuai dengan Sarmap. Tim SAR gabungan melakukan penyisiran ke arah Selatan Barat daya dan ke arah Utara Timur Laut serta menyisir daerah pesisir ke arah selatan sampai ke pulau Kondo dan ke arah Utara sampai ke Desa Toari.
Operasi SAR telah dilaksanakan selama 7 hari dan tidak ada tanda-tanda menemukan korban, sehingga sesuai koordinasi pihak keluarga, operasi SAR dinyatakan ditutup. "Operasi SAR dapat dibuka kembali apabila diketemukan tanda-tanda keberadaan korban," ujarnya.
Pencarian dilakukan secara maksimal, baik area pencarian yang diperluas, jumlah personel dan sarana sudah dikerahkan secara maksimal.
"Kita semua berharap setiap pencarian berhasil. Harapan yang sama juga datang dari pihak keluarga korban Muhammadong dalam keadaan selamat," katanya.
Dalam pencarian, tim SAR gabungan dibagi 4 sektor, meliputi bagian Utara lokasi kecelakaan, arah Barat, wilayah Selatan lokasi kecelakaan dan menyisir pesisir selatan lokasi kecelakaan hingga ke Boepinang, namun belum menemukan korban.
Pada 10 Agustus 2020 pemilik bagang Jusman bersama 6 orang rekannya termasuk korban Muhamadong pergi melaut ke bagang apung 02 di sekitar perairan Timbala Kecamatan, Poleang Barat Kabupaten Bombana.
Pada 12 Agustus dini hari sekitar pukul 00.08 Wita saat memutar bagang, korban terlilit tali lanjar dan terjatuh ke laut. Pada pukul 08.35 Wita tim rescue Pos SAR Kolaka tiba di lokasi, langsung berkoordinasi dengan pihak terkait dan melakukan pencarian terhadap korban.
Adapun tim SAR gabungan yang terlibat pada hari ketujuh adalah Rescuer Pos SAR Kolaka, Babinsa Desa Timbala, Polsek Raka II Bombana, SAR USN Kolaka dan masyarakat nelayan.