REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mencatat, ekspor Jatim pada Juli 2020 mengalami kenaikkan sebesar 13,06 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Yaitu dari 1,39 miliar dolar AS menjadi 1,57 miliar dolar AS. Sementara dibandingkan Juli 2019, nilai ekspor justru mengalami penurunan sebesar 11,93 persen.
Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan mengatakan, peningkatan nilai ekspor Jatim dibandingkan bulan lalu disebabkan kinerja sektor migas maupun nonmigas yang mengalami peningkatan. Dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor sektor nonmigas meningkat sebesar 8,46 persen. Yaitu dari 1,35 miliar dolar AS menjadi 1,47 miliar dolar AS.
"Nilai ekspor sektor nonmigas tersebut menyumbang sebesar 93,21 persen dari total ekspor bulan ini," ujar Dadang saat menggelar konferensi pers secara daring, Selasa (18/8).
Meski demikian, kata Dadang, dibandingkan Juli 2019, nilai ekspor sektor nonmigas justru mengalami penurunan sebesar 17,87 persen.
Begitu pun nilai ekspor sektor migas pada Juni mengalami kenaikan sebesar 171,46 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 39,29 juta dolar AS menjadi 106,66 juta dolar AS. Meski demikian, peranan ekspor sektor migas hanya menyumbang 6,79 persen dari total ekspor Jawa Timur pada Juli 2020. Dibandingkan Juli 2019, nilai ekspor migas Jatim juga naik sebesar 11.908,76 persen.
Jika dikelompokkan berdasarkan golongan barang (HS) 2 digit, golongan barang Tembaga (HS 74) menjadi komoditas ekspor nonmigas utama Jawa Timur. Nilai transaksinya sebesar 135,82 juta dolar AS, naik 10,56 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya. Tembaga berkontribusi sebesar 9,27 persen pada total ekspor nonmigas Jatim pada Juli 2020.
"Golongan komoditas ini paling banyak diekspor ke Tiongkok dengan nilai 92,64 juta dolar AS," ujar Dadang.