REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN – Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) dinilai sesuai arah kebijakan pembangunan pertanian di Pangandaran. Dalam mengoptimalkan potensinya, Pangandaran akan memprioritaskan juga pengembangan sektor pertanian pada 2021. Terbilang sebagai kabupaten baru, Pangandaran dalam beberapa tahun terakhir lebih fokus kepada pemenuhan dasar kebutuhan masyarakat.
“Kostratani program yang bagus. Melalui program ini, kami bisa mengetahui beragam informasi dan data akurat. Artinya, kami bisa membuat beragam proyeksi terkait dengan pertanian dan nilai bisnisnya. Apalagi, kami juga memiliki arah pembangunan pertanian yang jelas,” ungkap Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata, Jumat (14/8).
Jeje juga menjelaskan betapa besarnya peran sektor pertanian di Pangandaran. “Kalau tidak ada pertanian, perikanan, peternakan, dan lainnya, Pangandaran sangat berat saat melawan Covid-19 kemarin. Aktivitas bisnis secara umum dan pariwisata di sini ikut berhenti karena Covid-19. Hanya pertanian dan lainnya itu yang bisa memberikan manfaat sekaligus menopang perekonomian masyarakat. Kami ini kabupaten baru,” kata Jeje lagi.
Menjadi hasil pemekaran wilayah Kabupaten Ciamis, Pangandaran resmi berdiri pada 2012. Dasarnya UU Nomor 21 Tahun 2012. Saat ini, Pangandaran memiliki 10 kecamatan dengan 93 desa. Hingga 2014, total populasinya mencapai 450.658 jiwa. Jeje pun menambahkan, Pangandaran memiliki banyak potensi pertanian yang bisa didayagunakan dan dikembangkan.
"Kostratani dan Pangandaran sama-sama ingin memajukan pertanian. Apalagi, kami memiliki potensi yang besar. Kami memiliki ketersediaan lahan yang cukup. Beberapa komoditinya memberikan manfaat ekonomi besar, seperti Gula Kelapa. Kapasitas produksi gula ini mencapai 1.000 ton dengan market para perusahaan kecap," lanjutnya.
Lebih lanjut, Jeje menegaskan keseriusan Pangandaran dalam pembangunan sektor pertanian. Sektor ini akan digarap serius oleh Pangandaran mulai 2021. Sebagai kabupaten baru, Pangandaran saat ini lebih fokus terhadap pengembangan fasilitas dasar kebutuhan masyarakat. Sebut saja, fasilitas kesehatan, pendidikan, dan sarana prasana penunjang pariwisata. Sebab, Pangandaran memiliki alam dan budaya eksotis untuk menunjang industri pariwisata.
"Kami memiliki tahapan pembangunan. Saat ini fokusnya fasilitas kebutuhan dasar bagi masyarakat, berikutnya baru menyangkut ekonomi. Terkait pemenuhuan kebutuhan ekonomi, kami akan dorong dari sektor pertanian. Apalagi, sektor ini mampu bertahan dalam hantaman Covid-19. Jadi, tahun depan, kami akan bentuk tim khusus terkait pertanian. Dan, Kostratani tentu sangat membantu," kata Jeje.
Mengikuti daerah lainnya di Jawa Barat, Kostratani resmi beroperasi di Pangandaran mulai Jumat (14/8). Role modelnya menggunakan Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Pangandaran dan BPP Parigi. Aktivasinya dilakukan langsung oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi. Sebelum Pangandaran, Kementan meresmikan Kostratani di Kota Banjar, Jawa Barat, pada hari yang sama.
Dedi Nursyamsi juga menyampaikan bahwa sesuai kapasitasnya, Kostratani memiliki tujuan akhir peningkatan produktivitas komoditas pertanian secara signifikan. Treatmentnya dimulai dari penguatan kapabilitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sebab, SDM memiliki proporsi 50 persen untuk mengatrol produktivitas pertanian. Selain SDM, Kostratani juga akan menyempurnakan infrastrukturnya dengan basic teknologi digital.
"Pangandaran sangat siap menggulirkan Kostratani. Semua aspek sangat mendukung. Kami optimistis, sektor ini akan terus berkembang di tahun-tahun mendatang. Sebab, kami kuatkan SDM pertaniannya hingga melengkapinya dengan beragam fasilitas pendukung. Dengan sinergi ini, Pangandaran tentu bisa swasembada pangan secara menyeluruh," kata Dedi Nursyamsi.