Jumat 14 Aug 2020 05:45 WIB

Wagub DKI Pilih tak Laporkan Ferdinand ke Kepolisian

Ariza mengatakan, Pemprov DKI siap menerima kritik dan saran secara konstruktif.

Rep: Ratih Widihastuti Ayu Hanifah/ Red: Erik Purnama Putra
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, sebelumnya sempat menanggapi status Twitter Ferdinand Hutahaean yang menyingung kinerja Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan terkait penambahan kasus Covid-19. Ariza, sapaan akrabnya menyebut, apa yang dituliskan politikus Partai Demokrat tersebut sebagai informasi hoax.

Ariza pun memilih tidak melaporkan Ferdinand ke kepolisian. Politikus Partai Gerindra tersebut memilih memaafkan Ferdinand, meski telah menyebarkan hoax tentang Jakarta yang sudah berstatus sebagai zona hitam Covid-19. "Kami memaafkan siapa pun, sebelum ia melakukan sudah kami maafkan," kata Ariza di Balai Kota DKI, Kamis (13/8).

Ariza menuturkan, Pemprov DKI tidak ingin terlalu jauh membawa masalah itu ke jalur hukum. Pihaknya lebih memilih berfokus kepada penanganan untum memutus penyebaran rantai virus corona, dan mengevaluasi pembatasan sosial berkala besar (PSBB) transisi.

"Ya sejauh ini, kita selalu mengambil langkah-langkah yang lebih persuasif. Di mana komunikasi lebih satu arah, lebih mengutamakan penanganan Covid-19, dan belum ada rencana lapor kepolisian untuk di proses lebih lanjut," kata Ariza yang meminta kasus itu ditutup.

Menurut Ariza, semua masyarakat di Ibu Kota bebas menyampaikan kritik kepada Pemprov DKI agar kinerjanya menjadi lebih baik. Untuk itu, kritik yang disampaikan harus berbasis data. Dengan semua elemen masyarakat saling bekerja sama, diharapkan penanganan Covid-19 bisa lebih maksimal.

"Lalu pihak dari lapisan masyarakat siapa pun memberikan masukan, kritik, dan saran secara konstruktif apa pun. Kami pihak memahami dan menerimanya yang penting mari kita bekerja sama agar Jakarta terbebas dari Covid-19," jelas Ariza.

Ariza melanjutkan, hendaknya kepada siapa pun untuk bisa menjaga kekompakan dalam penanganan Covid-19. Dia mengakui, Pemprov DKI tidak bisa menutup-nutupi zona merah di 33 RW di Jakarta. Hanya saja, masalah Covid-19 perlu dianalisis secara mendalam agar penanganannya lebih tepat.

"Dari jumlahnya 33 RW tersebut, jika di total keseluruhan ada 2.741 RW di Jakarta. Secara umum, pihak Pemprov DKI akan terus melakukan berbagai upaya, untuk memastikan wilayah DKI segera memasuki zona kuning dan hijau di seluruhnya. Jadi sekali lagi, di wilayah DKI ini masih terkendali, tapi sekali lagi harus waspada, harus hati-hati, terus melakukan protokol Covid-19 dengan 3M," ucap Ariza.

Adapun masyarakat diimbau untuk tetap melakukan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak 1,5 meter.

Pada Kamis, Ferdinand Hutahaean juga menegaskan, informasi zona hitam yang disebarkan di akun Twitter tersebut berasal dari pesan berantai di grup WhatsApp. Karena itu, ia membantah sebagai pihak yang membuat gambar peta Jakarta berwarna hitam, yang tercantum logo Badan Intelijen Negara (BIN). Dia pun akhirnya memilih memutuskan untuk menghapus status tersebut.

"Lagian itu juga sudah tersebar. Tetapi setelah tahu itu hoax, sudah saya take down. Kemudian pihak BIN juga sudah klarifikasi. Dalam hal ini saya jelaskan pagi ini sudah meminta maaf kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria melalu pesan SMS singkat ke nomor pribadinya," kata kepala Biro ESDM DPP Partai Demokrat tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement