Kamis 13 Aug 2020 06:10 WIB

Penista Agama Islam Muncul Lagi, Guru Besar: Dia Dungu

Hanya ateis yang bisa kritik agama, apalagi Islam.

Rep: Ali Mansur / Red: Agus Yulianto
Tangkapan layar YouTube Apollinaris Darmawan (Screenshot)
Foto: Tangkapan layar YouTube
Tangkapan layar YouTube Apollinaris Darmawan (Screenshot)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski mayoritas, Agama Islam tak luput dari hinaan dan fitnah dari mereka yang benci Islam. Penista  Agama Islam kembali muncul, kali ini dilakukan oleh Apollinaris Darmawan (68) yang terancam dikurung dijeruji besi. Namun ini bukan kali pertamanya, dia berurusan dengan pihak berwajib karena dilaporkan telah menistakan agama. 

Bahkan, Apollinaris sangat gencar mengkampanyekan anti-Islam. Terakhir, dia mengajak masyarakat untuk mengusir Islam dari Indonesia. Padahal yang bersangkutan merupakan orang terpelajar, terbuktinya dia pengarang buku "Jokowi dan Ben-Hur". 

"Orang yang gemar menghina agama itu, jika atas kesadarannya berarti dia dungu," tegas Guru Besar Sosiologi Agama Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Prof HM Baharun, saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (12/8).

Apalagi, tegas Baharun, yang mereka hina itu agama Islam. Tentunya agama begitu besar peranannya dalam membangun peradaban manusia. 

Orang seperti ini jika tidak dungu pasti biadab. Sementara, kata Baharun, fenomena abad ini Islam hadir sebagai agama alternatif di Eropa dan Amerika Serikat karena selaras dengan kemajuan dan akal sehat. 

"Nilai-nilai Islam diakui sejalan secara universal dengan kemanusiaan. Hanya ateis yang bisa kritik agama, apalagi Islam," kata Baharun.

Terkait motif atau latar belakang, menurut Baharun penodaan ini juga karena dendam fanatisme keyakinan, sehingga yang bisa dia lontarkan hanya sentimen bukan argumen. Maka pelaku penistaan ini dihukum sesuai pelanggarannya. Apalagi negara kita ini negara hukum. Pelakun semoga dapat hidayah dan bertobat

"Kemungkinan lainnya juga bisa ditebak hal itu diduga permainan inteljen luar untuk adu domba umat beragama tapi kemuliaan Agama Allah ini tidak akan berkurang sedikitpun atas penistaan ini. Juga tidak akan bertambah mulia dengan pujian apapun dari manusia manapun," kata Baharun.

Sebelumnya, Apollinaris ditangkap aparat kepolisian dan warga, di Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (8/8). Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP Galih Indragiri mengakui pihaknya telah menangkap Apollinaris. Awalnya, pihaknya hanya mengamankan Apollinaris dari amukan massa. Kemudian dari beberapa masyarakat membuat laporan adanya ujaran kebencian yang dilakukan oleh Apollinaris yang berstatus sebagai tersangka.

"Jadi laporan kita terima lakukan pemeriksaan saksi-saksi dan tersangka hari Minggu-nya kita lakukan penahanan. Jadi tersangka sudah kita tahan," tegas Galih.

Dari jejak digitalnya, memang sejak beberapa tahun Apollinaris gemar membuat resah umat Islam dengan hina-hinaannya terhadap agama Islam dan Nabi Muhammad SAW. Dalam akun twitternya, ia pernah menyebut Nabi Muhammad hidup dari hasil rampasan, membunuh dan main perempuan. Bahkan ia ia sering menyebut Nabi Muhammad SAW dengan kata-kata kasar.

"Tidak akan menurunkan derjat keagungan agama yg mulya ini Ingat itu !! Di Alquran ada buktinya, Muhammad hidup dari RAMPASAN, membunuh, dan main perempuan, silahkan saja mau terus memuja Muhammad," tulis Apollinaris. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement