Rabu 12 Aug 2020 12:38 WIB

PLTSa Pertama di Indonesia Segera Beroperasi di Surabaya

Surabaya segera memiliki PLTSa terbesar dan pertama di Indonesia

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Pekerja memilah sampah saat uji coba pengoperasian mesin instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
Foto: Antara/Risky Andrianto
Pekerja memilah sampah saat uji coba pengoperasian mesin instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kota Surabaya segera memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang terbesar dan pertama di Indonesia. PLTSa di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo ini, dibangun atas kerja sama antara Pemkot Surabaya dengan PT Sumber Organik (SO) yang menggunakan teknologi Gasifikasi Power Plant. Dari teknologi gasifikasi itu mampu menghasilkan listrik 12 megawatt melalui pengolahan sampah 1.000 ton per hari.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan, saat ini pembangunan fisik PLTSa Benowo mencapai 100 persen. Diakuinya tinggal menunggu datangnya ahli untuk memantau tahapan commissioning atau pengujian dengan melakukan pengecekan apakah sistem itu sudah berjalan dengan baik. Jika PLTSa ini resmi beroperasi, maka sampah di Surabaya dapat berkurang 1.000 ton per hari.

"Dia (ahli) sebenarnya sudah (datang) bulan Februari. Karena ada Covid-19, jadi tidak bisa ke sini. Rencana tanggal 18 (Agustus) dia berangkat dari Beijing untuk ke sini. Kalau itu sudah selesai sudah bisa dioperasionalkan," kata Risma di Surabaya, Rabu (12/8).

Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menjelaskan, dari 12 megawatt yang dihasilkan PLTSa Benowo itu, nantinya yang akan dijual kepada PLN sebanyak 9 megawatt. Sedangkan 2 megawatt dikonsumsi sendiri untuk kebutuhan operasional dan sisa 1 megawatt redundant.

"Jadi 2 megawatt untuk konsumsi (operasional) mereka (PT SO). Listriknya mereka gunakan sendiri, kan mereka juga butuh operasional. Nah, sisanya yang 9 megawatt itu dijual ke PLN dan masih ada redundant 1 megawatt," ujar Risma.

Risma menyatakan, Pemkot Surabaya juga bakal dibantu Pemerintah Pusat untuk tipping fee sekitar 30 persen. Sebelumnya, ia mengaku telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo saat menyampaikan kesiapan operasional PLTSa Benowo tersebut.

"Alhamdulillah kita juga akan dibantu Pemerintah Pusat untuk tipping fee. Jadi kemarin kita sampaikan ke Pak Presiden kita akan dibantu 30 persen (tipping fee)," kata dia.

Deputy General Manager Business Unit PT Sumber Organik (SO), Hari Sunjayana mengungkapkan, proses gasifikasi sampah di PLTSa Benowo kapasitasnya mencapai 1000 ton per hari. Dari kapasitas itu kemudian diolah menjadi energi listrik sekitar 12 megawatt. Sementara itu hasil listrik sekitar 9 megawatt dijual ke PLN.

"Sedangkan kapasitas pembangkit kami itu 12 megawatt. Kita internal consumption artinya dipakai sendiri itu 2 megawatt," kata Hari Sunjayana.

Hari menyatakan, saat ini PT SO sudah mulai melakukan tahapan persiapan commissioning atau pengujian. Rencananya, pertengahan bulan Agustus ini, tim ahli akan datang ke Surabaya untuk memantau pengujian PLTSa di Benowo tersebut. "Ini kita sudah persiapan untuk komisioning. Mulai bulan Agustus ini sudah akan mulai datang (ahli)," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement